Pragmatisme Menguat, Elite Politik Terpaku pada Visi Individu dan Kelompok
Haedar Nashir memberikan kketerangan pers. foto: muhammadiyah.or.id
UM Surabaya

Jelang tahun politik 2024, geliat kontestasi mulai menguat. Persaingan tajam di antara politisi dan pendukungnya untuk saling menjegal, menunjukkan suasana kebatinan bangsa yang rentan.

Seolah menjauh dari fondasi ketatanegaraan yang sehat sesuai UUD 1945, Pancasila, dan cita-cita nasional para pendiri bangsa.

Ada kesamaan keprihatinan, komitmen, dan pandangan mengenai persoalan-persoalan bangsa yang memang harus dihadapi bersama oleh kekuatan masyarakat sipil seperti Muhammadiyah.

Pertama, menghadapi Pemilu 2024, kita berpandangan sama. Bahwa tidak cukup hanya membiarkan proses politik itu terjadi secara pragmatis, siapa yang mencalonkan dan menang, berkoalisi, dan berstrategi.

Tapi bagaimana pemilu itu juga membawa politik nilai, politik demokrasi yang substantif sekaligus juga mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Semua itu memerlukan pengawalan, panduan, dan kritik dari kekuatan masyarakat, Muhammadiyah, ormas-ormas bangsa dan bahkan media.

Kedua, ada kesamaan pandangan bahwa kita perlu menawarkan langkah-langkah strategis dan praktis, bagaimana misalnya persoalan keadilan, penegakan hukum yang adil, penegakan HAM.

Juga, bagaimana mewujudkan kesejahteraan yang lebih progresif, menyelesaikan perbedaan pandangan politik yang membelah masyarakat. Hal itu harus jadi perhatian semua pihak.

Secara khusus, saya minimnya gagasan dan moralitas dari para elit jelang pemilu 2024.

Dibanding membawa gagasan bagaimana cara mewujudkan cita-cita bangsa sesuai pembukaan UUD 1945, para elite menurutnya malah terpaku pada visi-visi individu atau kelompok yang tidak berkolerasi dengan kepentingan rakyat banyak.

Bahwa mereka punya kewajiban konstitusional penting bagaimana agar tetap melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia dan seterusnya.

Hal ini yang mestinya dijabarkan jadi visi misi mereka. Bukan hanya visi misi perorangan atau kontestan itu. (*)

(Disampaikan Prof Haedar Nashir sat media gathering dengan pimpinan media cetak dan elektronik di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta, 22 Juni 2023)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini