UM Surabaya

Khubah Jumat, Syarat Diterimanya Amal

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.أَمَّا بَعْدُ؛

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah !

Marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah berkenan memberikan berbagai kenikmatan bahkan hidayah kepada kita, sehingga kita dapat menabur kebaikan di sisa hidup ini. Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi larangan-laranganNya. Pada kesempatan yang insya Allah diberkahi Allah ini marilah kita renungkan, bagaimana kalau amaliah ditolak sebagaimana yang akan diuraikan ini.

Marilah kita sadari, dan mari kita resapi dengan baik dalil-dalil berikut ini:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ(19)

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS Ali ‘Imran/ 3: 19).

Pada ayat ini sangat jelas , bahwa agama yang diridloi, menurut pandangan Allah Subhaanahu wa Ta’ala adalah Islam. Maksud diridloi di sini adalah diterima amalnya sebagai amalan maqbulah (amal yang diterima). Kita diingatkan pula, para ahli kitab tidak akan meski pun mereka telah tahu apa uang dibawa Muhammad Saw.

Dalam ayat yang lain Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ(85)

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali ‘Imran/ 3: 85).

Suatu penegasan yang jelas, bahwa amal yang dilakukan oleh selain muslim akan tertolak dan tidak dianggap suatu kebaikan, meski pun anggapan manusia mengatakan baik, apalagi amalan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Perlu juga kita ketahui , bahwa jika mereka mau menerima apa yang dibawa Muhammad Saw., berarti mereka mendapatkan petunjuk , dan jika mereka berpaling, maka Allah Subhaanahu wa Ta’ala akan memberikan siksaan pada mereka.Sebagaimana firman-Nya.

َإِنْ ءَامَنُوا بِمِثْلِ مَا ءَامَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ(137)

“ Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah/ 2: 137).

Jamaah Jumat rahimakumullah
Perhitungan diterimanya amal oleh Allah Ta’ala bukanlah menurut pandangan dan pendapat manusia. Karena yang telah memberikan wahyu tentang amal yang diterima dan ditolak itu hanyalah Allah ta’ala, sehingga yang berhak menilai  dan membalasnya hanyalah Allah Ta’ala.

Ada syarat diterimanya amal antara lain :

Pertama :Iman, artinya jika orang yang melakukan amal sholeh itu tidak beriman maka amalnya tertolak, sebab iman merupakan syaratnya ,

فَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ [الأنبياء/94]

“Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya. “ (QS Al-Anbiyaa’/ 21: 94).

Oleh karena itu, tidaklah heran jika amalan orang kafir itu akan dihapus Allah Subhaanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya.:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَشَاقُّوا الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى لَنْ يَضُرُّوا اللَّهَ شَيْئًا وَسَيُحْبِطُ أَعْمَالَهُمْ()

Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah serta memusuhi rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/ 47: 32).

{ إنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَا يَظْلِمُ الْمُؤْمِنَ حَسَنَةً يُعْطَى عَلَيْهَا فِي الدُّنْيَا وَيُثَابُ عَلَيْهَا فِي الْآخِرَةِ , وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُعْطَى بِحَسَنَاتِهِ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إذَا أَفْضَى إلَى الْآخِرَةِ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُعْطَى بِهَا خَيْرًا }

“ Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak mendhalimi orang mukmin satu kebaikan pun, maka orang mukmin itu diberi atas perbuatan baiknya (berupa) rizki di dunia, dan diganjar kebaikan-kebaikannya itu di akherat. Adapun orang kafir maka diberi (balasan) kebaikan-kebaikannya di dunia sehingga begitu habis (kebaikannya) lalu ke akherat tidak ada kebaikan lagi baginya yang akan diberikan sebagai (balasan) kebaikan”. (HR Muslim dan Ahmad).

Jama’ah Jumat rahimakumullah

Syarat diterimanya mal yang kedua adalah Ikhlas , tanpa keikhlasan apa yang kita lakukan tidak akan diterima Allah Subhaanahu wa Ta’ala,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾

“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Ikhlas hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala.” QS. Al Bayyinah : 98: 5

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah !
Agar amal yang kita lakukan itu diterima Allah Subhaanahu wa Ta’ala, maka syarat yang bketiga adalah mengikuti apa yang telah dituntunkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Jadi, syarat diterimanya amal, selain iman adalah ikhlas hanya untuk Allah ta’ala, dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salallam. Walaupun ikhlas untuk Allah, namun kalau tidak mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Said bin Jubair mengatakan, yaitu yang tulus ikhlas menyerahkan “agamanya” sedang “Ia berbuat baik”, artinya , mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena amal perbuatan yang diterima itu harus memenuhi dua syarat, pertama harus didasarkan ketulusan karena Allah Ta’ala semata, dan syarat kedua, harus benar dan sejalan dengan syari’at Allah.

Jika suatu amalan itu sudah didasarkan pada keikhlasan hanya karena Allah, tetapi tidak benar dan tidak sesuai dengan syari’at, maka amalan tersebut tidak diterima. Oleh karena itu, Rasulullah bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ. (رواه مسلم).

Artinya: “Barangsiapa melakukan amalan, bukan atas perintah kami, maka amalan itu tertolak”. (HR Muslim, dari ‘Aisyah).

Dengan demikian, perbuatan para pendeta ahli ibadah dan yang semisalnya, meskipun mereka itu sangat tulus ikhlas dalam mengerjakannya karena Allah, namun perbuatan mereka itu tidak diterima sehingga mereka mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diutus kepada mereka dan kepada seluruh umat manusia. Mengenai mereka dan orang yang semisalnya, Allah berfirman:

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا(23)

“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqan: 23)
dan Firman Allah Ta’ala:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ(39)

Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun.

Baca Juga : Khutbah Jum’at: Sifat-sifat Manusia dalam Al Qur’an

Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS An-Nur/ 24 : 39).

ٍٍ Semoga Allah menjadikan kita ini orang-orang yang benar-benar beriman, ikhlas, dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan istiqomah alias konsisten dan keonsekuen. Karena tanpa tiga unsur pokok itu (iman, ikhlas, dan mengikuti tatacara ibadah Rasulullah saw itu) atau hilang salah satunya, maka amal kita tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana ahli-ahli ibadah yang non Muslim tersebut, betapa ruginya. Na’udzubillahi min dzalik, kami berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.

بأرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ .

Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

 

Oleh : MOH. HELMAN SUEB,MA.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini