Seorang beriman adalah orang yang tak rela terjebak dalam jeratan masa lalu yang suram.
Baginya, segetir apa pun penderitaan hidup dalam rajutan hari-hari yang telah berlalu, tak akan membuatnya berputus asa menyongsong masa depan.
Kaum beriman yakin bahwa takkan ada rezeki tertukar, takkan lari jodoh dikejar, tak ada lereng tak mampu di daki, tak ada lurah tak mampu di turuni.
Memaafkan dan berdamai dengan apa yang telah berlalu, itu membuat kita lebih tenang dan bahagia di masa kini dan masa depan nanti.
Pengalaman yang kurang menyenangkan di masa lalu, memang tidak bisa diubah, dilupakan dan dihapus. Semua telah tercatat di buku induk Lauhul Mahfud.
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا . رواه البخاري ومسلم
Terjemah hadis/ ترجمة الحديث:
“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya:
Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya diperut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari.
Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.
Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka.
Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadis/ الفوائد من الحديث:
1. Allah Ta’ala Maha Mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah bahagia dan celakanya.
2. Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya pasti masuk surga atau neraka, akan tetapi amal perbuatan yang merupakan sebab untuk masuk surga atau neraka.
3. Setiap amal perbuatan manusia dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak teperdaya dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu memohon kepada Allah agar diberi keteguhan iman dan akhir yang baik (husnul khotimah).
4. Bersikap tenang dalam masalah rezeki dan qanaah (menerima) dengan hati yang rida, tetap menjalankan syariat. Artinya, tetap mau bekerja, akan tetapi tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya. Karena hakikat rezeki telah ditentukan oleh Allah SWT.
5. Hidup dan mati setiap manusia ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya. Artinya sudah mencapai batas yang ditentukan oleh Allah SWT.
6. Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.
Pada intinya, semua amal dan perintah yang ditetapkan dalam syariat harus dikerjakan. Setiap orang akan diberi jalan yang mudah menuju kepada takdir yang telah ditetapkan untuk dirinya.
Orang yang ditakdirkan masuk golongan yang beruntung maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan yang beruntung sehingga menjadikan lantaran ia masuk surga.
Sebaliknya, orang-orang yang ditakdirkan masuk golongan yang celaka, maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan celaka sebagaimana tersebut dalam Firman Allah:
فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْيُسْرٰىۗ
“Kami akan melapangkan baginya jalan kemudahan (kebahagiaan)” (QS. Al-Lail Ayat: 7).(Terjemah Kemenag 2019)
فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْعُسْرٰىۗ
“Kami akan memudahkannya menuju jalan kesengsaraan” (QS. Al-Lail. Ayat: 10). (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News