Muhammadiyah Butuh Kader Elite Strategis Berwawasan Masa Depan
Haedar Nashir
UM Surabaya

Tidaklah mudah menyelesaikan tantangan pengkaderan. Kader bagi setiap organisasi merupakan eksponen yang paling penting karena merupakan anggota inti dari organisasi.

Dan kita berharap bahwa ke depan Muhammadiyah makin memperbanyak kader sebagai anggota inti yang punya potensi dan fungsi, peran sebagai elite-elite strategis, bukan hanya di persyarikatan tetapi di kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta.

Kader-kader elite strategis ini mengacu pada jejak historis keterlibatan kader-kader Muhammadiyah di berbagai era dan masa.

Pada masa Kolonial bangsa, kader-kader Muhammadiyah menjadi penggerak di berbagai bidang, pendidikan, kesehatan, dan kebangsaan.

Pada era pasca kemerdekaan, kader-kader elit strategis menjadi penentu rumusan-rumusan kenegaraan dan kebangsaan. Salah satunya adalah Pancasila dan UUD.

Di era kepresidenan Soeharto, kader-kader Muhammadiyah banyak yang berkat keterampilannya menjadi teknokrat yang unggul.

Kader Berwawasan Masa Depan

Namun, untuk menciptakan kader elite strategis untuk tahun-tahun ke depan ini juga dibutuhkan sebuah cara pengkaderan yang memungkinkan kader-kader Muhammadiyah memiliki wawasan masa depan.

Kalau kita perkaya dan perluas lagi, dalam Alquran kita tidak sekadar harus memastikan kita tidak menghasilkan generasi yang lemah, tapi juga menyiapkan kader yang memiliki kesadaran masa depan.

Mereka harus ditunjang kekuatan jiwa yang serba utama atau takwa, dan orientasi kesadaran tentang masa depan baik di dunia maupun akhir.

Konsep kader berwawasan masa depan ini berakar dari kisah ketika Nabi saw yang memerintahkan para sahabat untuk menempa mental dan wawasan orang-orang yang datang ke Madinah.

Mereka yang masih berpakaian compang-camping dan masih berpikir secara terbelakang. Masa depan ini tidak saja masa depan duniawi, tapi juga akhirat.

Tugas MPKSDI

Sudah menjadi tugas Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) untuk berperan dalam mengakselerasi kehadiran kelompok-kelompok elite strategis.

Dalam menghadapi era baru kita perlu terus mensistematisasi gerakan kader kita. Kader di bidang profesi, kader intelektual, kader politik, kader wirausaha dan bisnis atau ekonomi, dan kader yang menguasai teknologi.

Era terbaru 10 yang terkaya adalah mereka yang menguasai IT. Ini niscaya. Artinya bahwa sekolah-sekolah Muhammadiyah, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, dan MPKSDI serta lembaga-lembaga di Muhammadiyah harus bisa berpikir 50 tahun ke depan.

Kemajuan kader Muhammadiyah juga bergantung pada isu-isu yang diwacanakan dan dipikirkan. Maka, kader-kader Muhammadiyah harus pintar dalam mengolah narasi dan fokus pada kontribusi keilmuan yang jauh ke depan.

Untuk itu, perdebatan-perdebatan yang bersifat tidak produktif, seharusnya dapat disikapi dengan lebih bijaksana dan proporsional.

Apalagi jika berlawanan dengan semangat tajdid dan Muhammadiyah sebagai dakwah yang menebar Risalah Islam pencerahan.

Misi Nabi Muhammad itu konstruktif sejak awal yaitu menjadi rahmat bagi semesta alam. Ini landasan yang kita anut di dalam bermuhammadiyah.

Kita punya ideologi yang berkemajuan. Semoga ini menjadi pegangan dalam agenda transformasi kader dengan membuka ekosistem baru. (*/tim)

(Disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menekankan dalam Rakernas Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani di Unismuh Makassar, 27 Julu 2023)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini