Sabda Profetik: Ketika Umat Islam Jadi Santapan Kolektif
Ilustrasi foto: mediaumat
UM Surabaya

Sebagai pembawa nilai-nilai profetik, Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa umat Islam kelak akan menjadi santapan kolektif bagi orang-orang kafir.

Saat menjadi santapan kolektif itu, umat Islam bukannya sedikit tetapi berjumlah banyak. Orang Kafir pada dasarnya tertancap dalam hatinya terdapat rasa takut, tetapi pada saat menyantap umat Islam, hilang rasa takutnya hingga berani melahap dan menjadikannya sebagai bulan-bulanan.

Pada saat yang sama, umat Islam tertancap penyakit Al-Wahn, cinta kepada kekayaan duniawi, dan takut mati. Ketika peristiwa itu terjadi, kaum muslimin berlomba untuk mengumpulkan kekayaan dan mengejar kekuasaan, dan pada saat yang sama ingin hidup abadi dan takut mati.

Ketika umat Islam hilang spirit profetiknya serta zero impian akheratnya, maka Allah pun membiarkan orang-orang kafir menghabisinya secara leluasa.
Kafir dan Takut

Pada dasarnya, orang kafir memiliki rasa takut terhadap umat Islam yang memiliki ruh dan spirit keagamaan. Spirit keagamaan itu menggerakkan diri mereka untuk melakukan amalan yang bernuansa akherat.

Umat Islam seperti ini gigih melakukan amar ma’ruf nahi munkar (melakukan perbaikan dan mencegah kejahatan). Berbagai prestasi agung telah ditorehkan umat Islam dalam sejarah perjuangan menegakkan negara berbasis tauhid yang menebar perbaikan umat dan mencegah kemungkaran.

Dengan prestasi agung itu, umat Islam itu menegakkan peradaban besar hingga bisa mempengaruhi dunia. Apa yang ditorehkan para sahabat, tabi’in dan generasi berikutnya telah menancapkan nilai-nilai kebaikan.

Pada saat yang sama, orang-orang kafir masih sibuk dengan budaya labil, dan dalam proses menemukan tuhan. Mereka disibukkan dengan perbuatan syirik dengan mendewa-dewakan berbagai macam benda-benda yang ada di alam semesta ini.

Ketika umat Islam mengagungkan Allah, sementara orang kafir hidup dalam kepercayaan pada banyak tuhan, sehingga takut melihat umat Islam. Alquran menjelaskan narasi ketakutan orang kafir karena perbuatan syirik yang menghiasi kehidupan mereka.

Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:

سَنُلْقِيْ فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَاۤ اَشْرَكُوْا بِا للّٰهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهٖ سُلْطٰنًا ۚ وَمَأْوٰٮهُمُ النَّا رُ ۗ وَ بِئْسَ مَثْوَى الظّٰلِمِيْنَ

“Akan Kami masukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, karena mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu. Dan tempat kembali mereka ialah neraka. Dan (itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim.” (QS. Ali ‘Imran : 151)

Orang-orang kafir hidup menyembah batu, gunung, sungai, atau matahari serta benda-benda yang dianggap keramat. Mereka tidak mengenal Allah sehingga tidak mengerti fungsi dan tujuan hidupnya.

Namun dalam perputaraan generasi, ketika berkuasa, umat Islam bergelimang harta, hidup mewah, dan berebut menghambur-hamburkan kekayaan. Saat itulah umat Islam mengalami kehancuran.

Pada saat yang sama, orang-orang kafir yang hidup dalam kemiskinan dan keterbatasan memiliki kesadaran kolektif untuk bisa menikmati hidup lebih baik. Mereka pun berjuang dengan daya dan upaya yang dimilikinya.

Perjuangan Hidup Orang Kafir

Kegigihan dalam menorehkan peradaban baru yang lebih baik, orang kafir berupaya untuk memperbaiki kehidupannya. Merekapun berjuang dan siap berperang untuk mendapatkan kekayaan dengan terpenuhi kebutuhan hidupnya.

Mereka pun bertekad membangun peradaban untuk menjadi bangsa besar. Dengan melirik berbagai sumber daya alam yang dimiliki umat Islam, mereka pun tertarik untuk menciptakan sistem dan budaya untuk menundukkan dan menguasai umat Islam.

Mereka pun berhasil memetakan dan menguasai budaya umat Islam, sehingga secara sosiologis dan antropologis mereka bisa mengenal watak dan karakteristik umat Islam. Disitulah awal hegemoni mereka pada umat Islam.

Hegemoni politik dan budaya pun bergeser menjadi hegemoni ekonomi, sehingga umat Islam berhasil ditundukkan dan dikuasai.

Mereka pun menguasai watak masyarakat Islam, dan kecenderungan elite politik yang mudah ditundukkan dengan uang dan kekuasaan.

Orang-orang kafir pun berupaya mengeksploitasi alam umat Islam dan memberi kompensasi harta dan kekuasaan kepada elite politik, baik nasional maupun lokal. Disinilah mulai terjadi cengkeraman politik untuk menguasai segala sumber daya umat Islam.

Kondisi umat Islam pada saat ini pun terbelah, di mana satu pihak tetap memegang teguh agama, dan yang lain sibuk menikmati harta dan nyaman dengan kekuasaannya.

Godaan terhadap harta dan kekuasaan itulah yang menggerakkan para elite politik untuk memberi ruang orang orang-orang kafir untuk mengeksploitasi sumber daya alamnya.

Umat Islam kebanyakan menjadi bulan-bulanan dan penderitaan. Pada saat itulah umat Islam jumlah banyak, tetapi tidak memiliki keberdayaan, karena elite politik umat Islam sudah hilang spirit perjuangan terhadap sesama umat Islam.

Situasi seperti inilah yang menjelaskan apa yang pernah diucapkan Nabi yang pernah mengatakan sebagaimana yang teks berikut :

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».

“Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”.

Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan.

Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya, ”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata, ”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278)

Apa yang disabdakan Nabi Muhammad sudah menjadi kenyataan, di mana orang-orang kafir Barat dan Timur bersinergi mengeksploitasi kekayaan alam, hingga membuat penderitaan sebagian besar umat Islam.

Elite-elite politik muslim yang mengejar harta dan kekuasaan, bersinergi dengan para imperialis untuk mengeksploitasi kekayaan alam. Akhir dari proses eksploitasi ini terjadi ketidakadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kondisi inilah yang menjelaskan sabda Nabi Muhammad bahwa umat Islam, dengan jumlah mayoritas, menjadi santapan kolektif orang-orang kafir.

Jumlah yang banyak tidak berdaya karena hilangnya spirit agama. Pada saat itu umat Islam, baik elite maupun arus bawahnya, sudah dilanda haus kekayaan dunia-kekuasaan, dan takut mati. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini