Keren, Mahasiswa UMM Bikin Snack Rendah Gula Berbahan Umbi untuk Cegah Diabetes
Para mahasiswa UMM yang mengembang sack bar rendah gula. foto: umm
UM Surabaya

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) lakukan terobosan, kembangkan produk snack bar rendah gula. Hal ini dilakukan merespons lonjakan kasus diabetes pada anak yang pada tahun 2023 meningkat 70 kali lipat sejak 2010.

“Terobosan pangan tersebut dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan UMM. Panganan snack bar rendah gula ini berbahan dasar umbi,” kata Ketua Tim Maharani Dewi Wulan, dalam keterangan pers UMM, Kamis (10/8/2023).

Dia lalu menyampaikan, dipilihnya umbi porang atau amorphophallus oncophyllus karena bahan ini banyak ditemui di Indonesia. Selain itu, umbi porang memiliki indeks glikemik yang rendah 16,9 persen.

Di sisi lain, umbi porang memiliki kandungan glukomanan paling tinggi dibandingkan dengan jenis umbi lain, yakni mencapai 65 persen.

Glukomanan pada umbi porang berperan dalam penurunan gula darah, menghambat penyerapan kolesterol dan glukosa serta mengurangi obesitas,” jelasnya.

Selain umbi porang, terdapat bahan lainnya seperti kulit bagian dalam buah manggis, yang ternyata memiliki manfaat untuk mempertahankan insulin pada tubuh.

Apalagi mengingat peran utama insulin yaitu untuk membantu tubuh mengontrol kadar gula dalam darah sekaligus mengelola glukosa sebagai sumber energi melalui sel otot, lemak, dan hati.

“Masih sedikit masyarakat yang mengetahui kulit manggis memiliki efek hipoglikemik karena memiliki senyawa yang dapat digunakan sebagai anti diabetes. Yakni senyawa golongan xanthone yang dapat menstimulasi sekresi dan mempertahankan sejumlah sel insulin,” beber Maharani.

Dalam pengolahannya snack bar itu, umbi porang dan kulit manggis diolah terlebih dahulu menjadi tepung.

Kemudian tepung umbi porang dan kulit manggis dicampur menjadi satu dalam perbandingan takaran tertentu, lalu diolah menjadi snack bar pada umumnya.

“Terakhir, mereka berharap masyarakat bisa lebih memperhatikan kualitas serta kandungan makanan yang dikonsumsi. Masyarakat harus paham bahwa apa yang dikonsumsi akan sangat berpengaruh bagi kesehatan tubuh,” katanya.

Begitu pun dengan para pelaku industri yang harus memikirkan efek dari produk makanan yang dibuat.

“Alangkah lebih bijak jika pelaku industri menciptakan makanan yang sehat, bukan hanya fokus pada junk food,” pungkas dia. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini