Muhammadiyah-NU Karnaval Bareng di Paciran Lamongan
foto: ist
UM Surabaya

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) memberikan contoh keteladanan serta keteduhan dalam  kegiatan perayaan HUT ke-78 Tahun RI di Desa Banjarwati Paciran, Ahad (20/8/2023).

Pada kesempatan ini, Muhammadiyah dengan seluruh ortomnya, serta NU dengan seluruh banomnya berjalan beriringan dikawal oleh pasukan paramiliter KOKAM dan BANSER.

Keberadaan dan peran aktif kader Muhammadiyah serta NU selama ini dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat sangatlah besar.

Contoh yang paling mendasar adalah seperti dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, kondusif menjaga lingkungan, dan peningkatan ekonomi masyarakat pada suatu daerah.

Kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini juga selalu mendukung berbagai program pemerintah.

Bersinergi dan bekerja sama yang baik senantiasa terjalin dengan kuat. Meski demikian, Muhammadiyah dan NU tetap kritis dalam mengawal kebijakan-kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan kemaslahatan umat.

Beberapa hal disampaikan Mas Haris, warga Rukun Tetangga (RT) 003/001 Dusun Banjaranyar Desa Banjarwati.

Menurut dia, kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini selalu saling menguatkan. Jika selama ini ada sedikit perbedaan, menurutnya itu adalah hal yang biasa.

“Muhammadiyah dan NU itu adalah organisasi besar yang memiliki peran penting bagi Indonesia karena mereka selalu saling menguatkan,” katanya.

Dia lalu mengatakan, kalau selama ini ada beberapa perbedaan hal itu dianggap wajar.

“Jangankan dalam organisasi yang besar seperti Muhammadiyah dan NU, dalam keluarga kita saja adakan beberapa perbedaan. Jadi perbedaan-perbedaan itu adalah hal biasa,” cetus Haris.

Dia menekankan bahwa perbedaan pada tubuh Muhammadiyah dan NU tidak perlu diperdebatkan, apalagi dicari kesalahan serta kebenarannya.

“Perbedaan itu adalah hal yang tidak perlu diperdebatkan karena berbeda itu indah sehingga tidak perlu dicari siapa yang salah siapa yang benar”, pungkasnya.

Ali Fauzi, pengurus RT 003 RW 001 yang karib disapa Juragan Ali, memberikan penjelasan terkait tema yang diangkat pada perayaan HUT ke-78 RI kali ini.

Dia menjelaskan jika tema karnaval kali ini yaitu mengangkat dua ormas terbesar di Indonesia.

“Karnaval kali ini temanya berbeda dengan RT lain yaitu mengangkat dua ormas terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dengan ortomnya dan NU dengan banomnya, hal itu menunjukkan betapa sejuknya kedua ormas tersebut dengan tagline di banner yang tertulis, ‘Tuhan Kita Sama Hanya Ormas Kita Yang Berbeda’,” jelasnya.

Terpisah, Khoirul Huda, perwakilan pemerintah Desa Banjarwati menyampaikan rasa syukur serta harapan atas terselenggaranya kegiatan perayaan Peringatan HUT ke-78 RI ini.

“Alhamdulillah, kegiatan perayaan kali ini berjalan lancar meski di sana-sini masih ada kekurangan. Terkait tema yang diangkat oleh RT 003 RW 001, diharapkan ini benar-benar menjadikan teladan dan keteduhan di Masyarakat kami,” katanya. (winarto/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini