Aplikasi dan Alat Inovasi Makan untuk Anak Difabel Karya Dosen UM Surabaya
Alat inovasi makan yang dibuat oleh dosen UM Surabaya. foto: idham choliq
UM Surabaya

Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) meluncurkan aplikasi dan alat inovasi untuk penyandang difabel fisik dengan nama Dikta Care.

Aplikasi dan alat inovasi ini diterapkan pada hari Rabu (23/09/2023) kepada Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC) Kota Surabaya sebagai mitra melalui program hibah Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2023.

Program pengabdian ini diinisiasi oleh tiga dosen, yakni Mundakir (ketua), Idham Choliq dan Lukman Hakim sebagai anggota.

Ketua Tim Pengabdian Mundakir menyampaikan bahwa aplikasi dan alat inovasi ini memang dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang upaya dalam meningkatkan kemandirian anak difabel fisik. Link aplikasi bisa diakses pada link berikut https://www.diktacare.com/

“Bahwa agenda pengabdian ini berangkat dari persoalan mitra tentang kurangnya materi dan alat penunjang yang mendukung kemandirian anak difabel untuk melakukan aktivitas seperti makan,” tuturnya.

Idham Choliq selaku anggota tim menjelaskan lebih detail tentang aplikasi dan alat inovasi dikta care.

Menurutnya, aplikasi Dikta Care ini dapat diakses melalui handphone android yang mana isi dari aplikasi ini berupa modul dan video pembelajaran tentang peningkatan aktivitas sehari-hari (activity daily of living) seperti aktivitas makan, mandi, berpakaian, toileting, dan menulis.

Pada aplikasi ini juga caregiver dapat melakukan pemantauan terkait tingkat kemandirian anak difabel. Pemantauan itu dilakukan setelah anak difabel mendapatkan latihan menggunakan inovasi alat makan yang telah dibuat sesuai kebutuhan mereka.

“Antara aplikasi dan alat inovasi makan ini merupakan satu kesatuan untuk meningkatkan kemandirian mereka dalam melakukan aktivitas makan. Jadi, aplikasi itu gunanya untuk meningkatkan pengetahuan care giver dan memantau kemandirian siswa. Alat inovasi makannya untuk latihan meningkatkan kemandiriannya,” ujar Idham.

Sementara itu, Kepala Sekolah SLB YPAC Surabaya Isrumilah menyampaikan bahwa memang selama ini para guru masih belum optimal dalam memberikan pelajaran tentang kemandirian dalam melakukan ADL-nya.

“Ya sama sepintas saja di waktu-waktu pelajaran, sehingga memang kebanyakan dari mereka banyak yang belum bisa mandiri khususnya makan,” ujar Isrumilah

Ia menyampaikan terima kasih kepada Tim Pengabdian karena telah memberikan fasilitas berupa aplikasi dan inovasi alat makan untuk siswanya yang memang membutuhkan hal itu.

“Program pengabdian ini sangat tepat sesuai kebutuhan kami selama ini. Dengan adanya program ini harapan kami siswa di sini dapat meningkatkan kemandirian mereka khususnya dalam aktivitas makan, karena itu hal yang mendasar dalam kehidupan mereka agar tidak selalu bergantung pada orang tuanya,” tutur dia. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini