Menginsyafi Ujian Keburukan dan Kebaikan
foto: gainpeace.com
UM Surabaya

Allah Yang Maha Baik selalu menginginkan yang terbaik bagi hamba-Nya. Namun terkadang seorang hamba tidak dapat memahami hikmah dan kebaikan dari setiap peristiwa yang ditakdirkan untuknya. Baik peristiwa yang membahagiakan maupun yang membuat menderita.

Jika kamu ditimpakan musibah, maka bersabarlah dan berharap kelapangan dari-Nya. Jangan kamu menjauhi Allah SWT dan meninggalkan perintah-Nya, karena hal itu justru akan membuat kamu makin sengsara.

Naik atau turunnya nikmat yang kamu terima adalah sebuah kebaikan yang mengandung hikmah sangat mendalam.

Terkadang, akal mampu mencernanya, dan terkadang akal justru lemah dalam menganalisisnya. Pastinya, segala sesuatu ada hikmahnya.

Kebahagiaan yang hakiki adalah ketika kamu dekat dengan Allah SWT Yang Maha Baik. Sedangkan kesengsaraan hakiki adalah ketika kamu menjauh dari Allah SWT, walaupun Allah Yang Maha Besar selalu dekat bersama kamu.

Terkadang kita melihat orang lain lebih enak hidupnya, padahal bisa jadi lebih sulit. Hanya saja mereka tidak mengeluh.

Ada yang mendapatkan anugerah, mudah jodoh dan anak, tetapi kesulitan dalam rezeki. Ada yang mudah  jodoh dan anak, Tetapi suaminya tidak bertanggung jawab.

Ada yang suaminya sangat baik dan bertanggung jawab, tetapi mendapatkan mertua yang… Ada yang suami dan mertua sangat baik, tetapi tidak kunjung mendapatkan buat hati.

Begitulah seterusnya rantai kehidupan dunia. Yang tidak pernah sempurna. Kebahagiaan abadi dan sempurna hanya ada di surga. Masing-masing ada ujian dan fitnahnya.

Fitnah berupa nikmat atau keburukan. Karena nikmat juga bisa menjadi fitnah ataupun ujian.

Allah berfirman:

ﻭَﻧَﺒْﻠُﻮﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺸَّﺮِّ ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻓِﺘْﻨَﺔ

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).” (Al-Anbiya: 35)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,

ﻣﺼﻴﺒﺔ ﺗﻘﺒﻞ ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻴﺮ ﻟﻚ ﻣﻦ ﻧﻌﻤﺔ ﺗﻨﺴﻴﻚ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ

“Musibah yang mendekatkanmu kepada Allah lebih baik dari nikmat yang membuatmu lupa kepada Allah”. (Tasliyah Ahlil mashaa-ib hal. 227)

Jika ada ujian, nikmati saja dan jalani dengan sabar. Ujian tanda cinta Allah. Menaikkan derajat dan menghapuskan dosa.

Saudaraku, jika ada dua jalan, yang satu luas, mulus dan lurus, yang satu terkadang berbatu dan sedikit berlubang.

Manakah yang sering terjadi kecelakaan? Itulah ujian dan musibah. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini