Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Bambang Setiadji berpesan dua hal terkait mengembangkan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA), yakni melihat ke dalam mengukur kemampuan organisasi dan melihat tantangan luar yang kompetitif.
Melihat ke dalam untuk mengukur kemampuan dalam bisa disebut sebagai inward looking, dan melihat tantangan luar yang kompetitif yang diistilahkan dengan outward looking.
“Kedua istilah tersebut juga dapat dikontekstualisasikan dengan ajaran Islam,” kata Bambang Setiaji dalam Pengajian Kamisan yang diselenggarakan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Kamis (24/8/2023).
Bambang menjelaskan outward looking dalam Islam terwujud dalam perintah dakwah, perjalanan, musafir, dan jihad. “Outward looking ini dapat digambarkan sebagai strategi dalam menyerang,” paparnya.
Sementara itu, jika dilihat pada inward looking yakni setiap perang adanya pasukan kuda yang dipersiapkan.
Jika dibawa pada ranah PTMA, kuda dapat digambarkan sebagai fasilitas yang dibutuhkan dalam menunjang kemajuan PTMA.
“Jika PTMA tidak menyediakan kuda (fasilitas) yang sehat, tempat duduk yang empuk, dan baik, tentu akan menyulitkan kemajuan SDM nantinya,” imbuhnya.
Maka Bambang berpesan supaya dalam memimpin PTMA diperlukan keseimbangan dalam bertahan dan menyerang.
Dan keduanya memerlukan dukungan dari sumber daya manusia yang mumpuni untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Dalam menghadapi persaingan yang kompetitif dengan lembaga pendidikan tinggi non-Muhammadiyah, Bambang menyarankan supaya tidak membuka kampus baru.
Menurutnya, Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) atau cabang dapat menjadi solusi bagi PTMA.
Prof. Bambang mengakhiri materinya dengan menekankan pada pentingnya kepemimpinan di PTMA yang menggunakan nilai-nilai spiritual. Sebab hal itu yang menjadi kekhasan Muhammadiyah, yang di dalamnya terdapat nilai Al Islam-Kemuhammadiyahan (AIK) yang harus direalisasikan. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News