Aisyiyah Gelar Aktivasi Influencer Kampanye Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial
foto: ist
UM Surabaya

Pimpinan Pusat Aisyiyah menyelenggarakan Seminar “Aktivasi Influencer Kampanye Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) untuk Peningkatan Awareness Generasi Muda.” Kegiatan tersebut dilaksanakan di SM Tower & Convention, Selasa (5/9/2023).

Tujuan diselenggarakannya seminar ini untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perspektif GEDSI, diseminasi informasi melalui media digital memerlukan.

Influencer yang memiliki pengaruh di kalangan generasi muda dapat memainkan peran penting dalam menyebarkan pesan-pesan GEDSI.

Kesadaran generasi muda akan menjadi kunci untuk memahami perspektif GEDSI dalam masyarakat, terutama diranah digital.

Perspektif GEDSI sudah menjadi alat analisis untuk mengatasi kesenjangan dalam berbagai aspek, seperti gender, disabilitas, dan kelompok yang terpinggirkan.

Dengan menggunakan perspektif GEDSI, program dan kebijakan dapat dievaluasi apakah mereka adil dan tidak diskriminatif.

“Adanya analisis ini tentu kita dapat membangun masyarakat kita itu, berperilaku adil dan setara tanpa memandang apa pun,” terang Sekretaris Umum PP Aisyiyah Dr Tri Hastuti Nur Rochimah MA

Dalam hal ini, Aisyiyah mengajak para penggerak media sosial/influencer untuk berpikir kritis melihat bahwa ketidakadilan itu karena adanya proses mengeksekusi dan dieksekusi, mendiskriminasi dan didiskriminasi.

Tri Hastuti lalu mengatakan, dalam isu GEDSI ini terutama terkait dengan adanya multi identitas terkadang seseorang itu mengalami ketidakadilan yang berlapis.

“Misalnya saya, perempuan, disabilitas, miskin, asal Indonesia timur lagi. Kan di sini terlihat semakin berlapis-lapis ketindasan saya, sehingga akan semakin susah mendapatkan aksesnya. Betul gak?” terang Tri Hastuti.

Sehingga pemenuhan hak dasar bagi semua individu, warga tak terkecuali dengan atribut yang berbeda berdasarkan gender, disabilitas, umur, agama, latar belakang etnis/suku, atau bahkan orientasi seksual.

Oleh karena itu, Perwujudan kesetaraan gender sampai inklusi disabilitas sebagai konsep yang berkaitan yang artinya tidak berdiri sendiri, sehingga intervensi dan strategi di sini mampu mengatasi ketidakadilan maka harus terintegrasi untuk mewujudkan inklusi sosial itu sendiri.

Seminar ini juga menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Niki Alma Febriana Fauzi, S.Th.I, M.Us (Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah), Dzawin Nur Ikram (Komedian dan Content Creator), Nabhan Mudrik Alyaum (Anggota MPI PP Muhammadiyah).

Juga hadir Tim Media PP Muhammadiyah-Aisyiyah, Influencer Terafiliasi Muhammadiyah, serta pengelola Media Ortom Pusat serta tamu undangan lainnya. (frm/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini