Dialog Ketuhanan dan Tugas Profetik Nabi Musa
Ilustrasi: pinterest.com
UM Surabaya
*) Oleh: Dr. Slamet Muliono Redjosari
Ketika Allah berkehendak untuk menyampaikan titah suci kepada para rasul, bukan hanya kepada hamba yang bersih hatinya, tetapi juga memilih tempat yang suci pula.
Nabi Musa merupakan salah seorang hamba yang dipilih Allah untuk menerima pesan suci di tempat yang suci.
Beliau dipilih Allah untuk bertemu secara khusus untuk menerima pesan profetik, yakni perintah untuk menyembah hanya kepada Allah serta mengajak umatnya untuk mentauhidkan-Nya.
Nabi Musa dan Madyan
Nabi Musa merupakan salah seorang nabi pilihan yang memiliki sejarah perjuangan yang panjang. Dibesarkan di lingkungan istana dan diasuh oleh seorang raja yang paling sombong, kejam dan terang-terangan menolak kebenaran.
Berkat asuhan dan didikan lingkungan kerajaan, Musa  tumbuh sebagai seorang pemuda kuat dan pemberani. Kekuatan dan keberanian itu membuatnya berbuat zalim.
Perbuatan zalim itu diakui Musa. Kisah terbunuhnya seorang pemuda Mesir oleh tangan Musa guna membela pemuda Bani Israil yang sebangsa dengan Musa. Kisah perbuatan zalim Musa itu dinarasikan Allah sebagaimana firman-Nya:
وَدَخَلَ الْمَدِيْنَةَ عَلٰى حِيْنِ غَفْلَةٍ مِّنْ اَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيْهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلٰنِ ۖ هٰذَا مِنْ شِيْعَتِهٖ وَهٰذَا مِنْ عَدُوِّهٖ ۚ فَا سْتَغَا ثَهُ الَّذِيْ مِنْ شِيْعَتِهٖ عَلَى الَّذِيْ مِنْ عَدُوِّهٖ ۙ فَوَكَزَهٗ مُوْسٰى فَقَضٰى عَلَيْهِ ۖ قَا لَ هٰذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِيْنٌ
“Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka dia mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki sedang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum Fir’aun).
Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk (mengalahkan) orang yang dari pihak musuhnya, lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu.
Dia (Musa) berkata, “Ini adalah perbuatan setan. Sungguh, dia (setan itu) adalah musuh yang jelas menyesatkan.” (QS. Al-Qasas : 15)
Musa pun mengakui atas kezalimannya, dan itu karena pengaruh setan. Musa menyadari   kesalahannya. Pada saat itu ada nasihat seseorang agar Musa lari keluar dari negeri Mesir, karena ada rencana pembunuhan atas dirinya.
Musa pun terlunta-lunta di wilayah Madyan. Pada saat ini, Musa benar-benar membutuhkan pertolongan, hingga berdoa kepada Allah untuk memberikan jalan keluar.
Doa Musa ini dikabulkan hingga melihat dua perempuan yang mengalami kesulitan dalam mengambil air untuk hewan ternaknya. Melihat hal itu, Musa membantunya hingga perbuatan baiknya disampaikan kepada kedua orang tua perempuan itu.
Atas informasi baik itu, maka orang tua perempuan itu meminta Musa bekerja kepadanya hingga akhirnya menikah dengan salah seorang dari dua bersaudara itu.
Tauhid: Pesan Profetik
Sebelum menerima perintah kenabian, Nabi Musa mengalami peristiwa yang amat menggetarkan. Dalam perjalanan suatu malam, Musa berjalan hingga melihat api, dan beliau pun memerintahkan keluarganya untuk berhenti.
Musa pun mendekati api itu. Di situlah Musa dipanggil oleh Allah dan diajak berdialog langsung dengan Tuhannya. Saat itulah Nabi Musa diangkat sebagai rasul di tempat yang suci ini. Alquran menarasikan hal itu sebagaimana firman-Nya:
اِنِّيْۤ اَنَاۡ رَبُّكَ فَا خْلَعْ نَـعْلَيْكَ ۚ اِنَّكَ بِا لْوَا دِ الْمُقَدَّسِ طُوًى
“Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Tuwa.” (QS. Ta-Ha :  12)
Di tempat yang mulia itu, Allah mendeklarasikan diri-Nya sebagai Tuhan. Di tempat yang suci itu, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk melepaskan terompahnya.
Melepas terompah merupakan simbol dunia yang harus dilepaskan ketika seorang hamba menerima tugas suci. Tugas suci itu merupakan tugas profetik yang diemban oleh seorang rasul.
Seorang rasul ketika menerima tugas suci itu harus membersihkan dirinya dari dorongan-dorongan duniawi.
Tanpa membersihkan kepentingan duniawi, maka tugas suci itu tidak mungkin tercapai titah suci itu.
Karena godaan-godaan duniawi pasti datang kepada rasul untuk mengganti isi tugas suci itu. Betapa besar godaan yang pernah dihadapi Nabi Muhammad ketika menyampaikan dakwah tauhid kepada masyarakat Quraisy.
Pada saat itu, Nabi Muhammad ditawari 4 hal asal  berhenti  untuk mengajak Masyarakat menyembah hanya kepada Allah. Orang kafir Quraisy memberi kompensasi berupa harta, kekuasaan, wanita, dan tabib.
Sebagai seorang rasul, Nabi Muhammad tidak bergeser menyampaikan dakwah dan menolak tawaran duniawi itu.
Demikian pula yang dialami oleh Nabi Musa yang diminta melepas terompahnya ketika bertemu dan menerima titah suci dari Allah. Allah memang memilih Nabi Musa sebagai utusan-Nya untuk mendengarkan wahyu yang akan disampaikan kepadanya.
Adapun tugas suci itu yang diemban oleh Nabi Musa tidak berbeda dengan tugas-tugas yang diemban para nabi dan rasul sebelumnya. Para nabi dan rasul diutus ke dunia ini agar manusia menyembah hanya kepada Allah saja.
Demikian pula amanah yang dibebankan kepada Nabi Musa adalah memerintahkan kepada kaumnya menyembah hanya kepada Allah saja. Hal ini diabadikan Allah sebagaimana firman-Nya :
اِنَّنِيْۤ اَنَا اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَاۡ فَا عْبُدْنِيْ  ۙ وَاَ قِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.” (QS. Ta-Ha :  14)
Allah secara langsung memperkenalkan dirinya kepada Nabi Musa, dan menyampaikan  tugas utama kepadanya. Allah pun memastikan Nabi Musa agar menyembah hanya kepada Allah dan disampaikan kepada umatnya.
Allah pun menunjukkan salah satu bentuk ritual suci, bagi seorang hamba, yakni shalat. Salat merupakan elemen paling mendasar, utama dan akan dipertanyakan paling awal ketika dibangkitkannya manusia pada hari kiamat.
Nabi Musa merupakan nabi mulia yang pernah berdialog dengan Allah secara langsung. Melalui dialog langsung itu, Allah menunjukkan beban agung yang harus disampaikan kepada umatnya.
Tugas profetik itu adalah mengajak manusia untuk menyembah hanya kepada Allah tanpa terlalaikan oleh berbagai kepentingan duniawi lainnya. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini