Begini Kondisi Orang Mukmin Menjelang Kematiannya
foto: klikdokter
UM Surabaya

Ketika seseorang akan meninggal dunia, sedangkan dia adalah orang yang beriman, maka malaikat akan datang memberikan kabar gembira kepadanya. Allah SWT berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلاَّ تَخافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Fussilat: 30)

Para ulama menafsirkan bahwa maksud dari تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ adalah malaikat turun kepadanya menjelang kematiannya, yaitu ketika al-ihtidhoor.

Kondisi al-ihtidhoor adalah kondisi yang sangat mengerikan lagi berat bagi seorang hamba karena dia akan meninggalkan kehidupan ini.

Saat menghadapinya dia khawatir tentang masa depannya, apa yang akan dihadapinya kelak, dia teringat akan dosa-dosanya dan apa yang akan dihadapinya setelah kematian ini.

Dia memikirkan apa yang akan dia dapatkan, apakah azab, siksaan atau nikmat. Banyak sekali yang dia pikirkan. Setelah itu, Allah SWT mengirimkan para malaikat untuk memberikan kabar gembira berupa surga bagi orang-orang yang beriman.

Ini adalah perkara gaib. Kita tidak mengetahui apa yang dialami oleh orang yang hendak meninggal dunia.

Kita tidak melihat malaikat pencabut nyawa yang turun kepadanya, tidak melihat apa yang telah dilihatnya. Semuanya dalam kondisi gaib. Oleh karenanya, Allah SWT berfirman:

فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ، وَأَنْتُمْ حِينَئِذٍ تَنْظُرُونَ، وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لَا تُبْصِرُونَ

“Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan. Dan kamu ketika itu melihat. Dan Kami (para malaikat) lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat.” (QS. Al-Waqi’ah: 83-85)

Saat itu malaikat berada di dekat orang yang dalam kondisi al-ihtidhor, sedangkan orang-orang yang berada di sekitarnya tidak melihatnya. Inilah di antara hal gaib yang tidak dilihat oleh manusia.

Kita tidak pernah tahu tentang apa yang dialami oleh orang-orang yang sedang menghadapi kematian, lantaran mereka tidak dihidupkan kembali untuk mengabarkannya.

Allah SWT berfirman:

كَلَّا إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ، وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ

“Tidak! Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya), “Siapa yang dapat menyembuhkan?.” (QS. Al-Qiyamah: 26-27)

Ketika ruh seseorang sampai kerongkongan, maka dia tidak bisa kembali lagi, pertanda bahwa dia telah meninggal dunia. Saat itulah tobatnya tidak diterima. Diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Umar i, dari Nabi saw bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ، مَا لَمْ يُغَرْغِرْ

“Sesungguhnya Allah menerima tobat seorang hamba selama nyawanya belum sampai ke tenggorokan.”

Seandainya ada di antara manusia yang dihidupkan kembali dan bisa bercerita apa yang telah dialaminya, maka kita akan mendapatkan fakta dan data.

Karenanya kondisi al-ihtidhor merupakan hal gaib. Sedangkan hal gaib tidak bisa kita ketahui, kecuali kabar dari wahyu. Hal ghaib tidak bisa kita duga dan dikira kira. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini