Hidup yang Disempitkan
foto: sakoon.co.uk
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidilah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“Do not seek sustenance by committing immoral acts because God’s grace is not obtained by committing immoral acts.”

(Jangan mencari rezeki dengan berbuat maksiat karena karunia Allah tidaklah didapat dengan perbuatan maksiat)

Orang yang hidupnya disempitkan, adalah orang yang banyak melakukan larangan-larangan Allah, ia adalah seorang penimbun dosa. Allah SWT berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”(QS. Thahaa: 124)

Mungkin manusia bisa berhitung secara matematis bahwa gajinya seharusnya berlebih untuk biaya hidup sehari-hari tapi kenyataannya selalu kekurangan bahkan utang. Anehnya, ia berutang kepada orang yang penghasilannya tidak lebih besar darinya.

Jadi saat ini saat yang tepat bagi seseorang untuk mengoreksi diri. Seperti mengambil harta orang lain, melebarkan batas tanah, menjual harta perusahaan, pernah memfitnah orang, mengalirkan miras, heroin, ganja ke tubuh kita atau dosa-dosa kita yang lain.

Sebab, bagi orang yang melakukan dosa-dosa, maka tidak ada solusi dalam masalahnya, kecuali bertobat dulu dari dosa-dosanya. Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini