Tidak banyak Habib yang masuk di Muhammadiyah, lebih-lebih yang bisa berhasil sampai menjadi pimpinan di Muhammadiyah setempat.
Demikian seloroh yang disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng Dr KH Tafsir M.Ag dalam Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah/Áisyiyah (PDM/PDA) Kabupaten Karanganyar 2022-2027 pada (15/9).
Sebagaimana diketahui, Habib atau keturunan warga Arab di Indonesia lebih banyak di Nahdlatul ‘Ulama (NU), dibandingkan dengan yang di Muhammadiyah. Namun fakta tersebut mendapat pengecualian di Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar.
Sebab pada periode kepemimpinan 2022-2027 PDM Kabupaten Karanganyar di pimpinan oleh seorang Habib, yaitu ‘Habib’ Muhammad Arief Babher. Padahal menurut Tafsir, tidak mudah Habib masuk Muhammadiyah.
“Kadang-kadang saya mikir itu, katanya Arab Saudi itu Wahabi, mestinya kalau Wahabi itu lebih dekat dengan Muhammadiyah, tapi begitu Habib sampai di Indonesia, dadi NU kabeh (jadi NU semua),” kelakar Kiai Tafsir.
“Sehingga amat jarang Habib masuk Muhammadiyah, kecuali Habib Arief di Karanganyar ini,” imbuhnya.
Kiai Tafsir menjelaskan, dalam kultur warga Persyarikatan Muhammadiyah yang menonjol adalah sikap egaliter. Sikap kultural tersebut menjadikan simbol sosok di Muhammadiyah dianggap biasa-biasa saja, sebab yang lebih penting adalah kemampuannya.
Pada kesempatan ini, Kanjeng Raden Aryo Tumenggung ini juga mengapresiasi capaian-capaian yang telah berhasil diraih oleh PDM Karanganyar.
Tafsir menyebut, seperti pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi, rumah sakit, dan lainnya.
Meskipun demikian, gerakan dakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah selain memperkuat sumber daya manusia (SDM), juga membutuhkan dukungan lain untuk melancarkan gerakan dakwah tersebut.
“Satu dukungan kekuasaan. Dua, dukungan kultur, dan yang ketiga dukungan finansial. Itulah dakwah, tanpa dukungan kekuasaan, politik dakwah kurang lancar,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Kiai Tafsir berpesan kepada kader yang potensial untuk berkecimpung di bidang politik untuk maju.
Dan bagi warga Persyarikatan Muhammadiyah yang memiliki hak suara untuk mendukungnya, bahkan dukungan harus tetap diberikan kepada kader yang dicalonkan sebagai Ketua RT. (*/is)