*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“The way God matures us is by giving rise to various life problems that we have to solve.”
(Cara Allah mendewasakan kita adalah dengan memunculkan berbagai masalah hidup yang harus kita selesaikan)
Dalam kehidupan manusia, perihal kesulitan dan kemudahan yang mesti kita pahami adalah kalau itu berupa kebaikan itu sumbernya dari Allah SWT.
Kalau kita menggunakan logika kebalikan, kalau ingin kebaikan dari Allah, maka baiklah kepada Allah.
Adapun bila ada kesulitan yang menimpa kita maka itu tidak lain dari ulah kita sendiri. Artinya, periksalah apa yang salah pada dari kita.
Allah Swt berfirman:
مَّآ أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS. An-Nisa: 79)
Sebenarnya, kalau bisa secara pasti bahwa kesulitan yang menimpa kita adalah ujian, maka kita tidak perlu khawatir.
Sebab ujian tidak memberikan efek apa pun kecuali kebaikan untuk orang yang diuji tersebut. Bahkan akan berganti kebahagiaan dan kegembiraan.
Allah SWT berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 155)
Artinya kalau masalah itu jelas dipastikan adalah ujian, maka pintunya cuma satu: sabar. Dengan sabar saja sudah cukup, masalah akan berlalu dan berganti kebaikan.
Kalau masalah itu ternyata peringatan atau azab, maka pintunya bukan hanya sabar saja, ia harus memasuki pintu yang kedua, yaitu bertobat kepada-Nya.
Allah SWT berfirman:
وَعَلَى ٱلثَّلَٰثَةِ ٱلَّذِينَ خُلِّفُوا۟ حَتَّىٰٓ إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ ٱلْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ أَنفُسُهُمْ وَظَنُّوٓا۟ أَن لَّا مَلْجَأَ مِنَ ٱللَّهِ إِلَّآ إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
“Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja.
Kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah lah Yang maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS. At Taubah: 118)
Jadi, tujuan utama Allah SWT memberi peringatan berupa kesulitan, tidak lain adalah agar manusia kembali ke jalan yang benar. Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News