*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang
“As tired as I am of work, I’m even more tired of being unemployed.”
(Secapek-capeknya kerja, lebih capek nganggur)
Dalam Islam, bekerja bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat manusia yang seharusnya dijunjung tinggi.
Rasulullah Saw sangat menghargai orang yang bekerja keras dengan tangannya sendiri. Islam memberikan apresiasi yang sangat tinggi bagi mereka yang mau berusaha dengan sekuat tenaga dalam mencari nafkah.
Rasulullah saw pernah ditanya tentang pekerjaan apa yang paling baik, Beliau lalu menjawab:
أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ
“Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” (“Hadis hasan lighoirihi Diriwayatkan Oleh Ahmad 4: 141)
Beliau bersabda: “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).”
Bahkan ketika seseorang merasa kelelahan atau capek setelah pulang bekerja, Allah SWT mengampuni dosa-dosanya saat itu juga.
Nabi Muhammad Saw bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Bukhari No. 5642 dan Muslim No. 2573)
Dengan bekerja, seseorang tidak akan bergantung kepada orang lain. Bahkan banyak orang yang bekerja keras kemudian bisa membantu orang lainnya.
Orang seperti ini mengamalkan sabda Rasulullah, dari Abdullah bin Umar berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، اَلْيَدُ الْعُلْيَا هِيَ الْمُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ
“Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan di atas yaitu orang yang memberi infak dan tangan di bawah yaitu orang yang minta-minta. (Muttafaq ‘alaih Diriwayatkan Oleh Al-Bukhâri No.1429, dan Muslim No.1033)
Jadi, orang-orang yang tidak bekerja alias menganggur dan suka meminta-minta, selain kehilangan martabat dan harga dirinya sendiri juga di hadapan orang lain.
Jatuhnya harkat dan harga diri akan menjerumuskan manusia pada perbuatan hina. Semoga bermanfaat. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News