Azab Allah Bila Manusia Sudah Keterlaluan
Kota Petra, saksi hancurnya Kaum Tsamud yang menolak dakwah Nabi Saleh. foto: freepik
UM Surabaya

Sehebat apa pun manusia yang merasa berkuasa, bila sudah berani mengusik sesuatu yang dimuliakan Allah Ta’ala, maka bisa langsung dihancurkan sehancur-hancurnya beserta wadyabalanya.

Lihat saja betapa berkuasanya Raja Fir’aun. Namun ketika sudah berupaya mengejar-ngejar Nabi utusan Allah Ta’ala, Musa ‘alaihisslam beserta para pengikutnya, maka dihancurkanlah Fir’aun serta seluruh wadyabalanya, ditenggelamkan di laut.

Firaun dan pasukannya bergegas masuk, melintasi belahan laut yang akan membinasakan mereka.

Saat mereka semua telah masuk ke dalam laut, Allah memerintahkan Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya.

Musa pun melakukan perintah Rabbnya. Laut yang terbelah itu kembali seperti semula. Allah berfirman:

‎وَأَنجَيْنَا مُوسَى وَمَن مَّعَهُ أَجْمَعِينَ * ثُمَّ أَغْرَقْنَا الآخَرِينَ * إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ

“Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS. Asy-Syu’araa | Ayat: 65-67).

Tidak ada seorang pun dari kalangan orang-orang beriman tenggelam. Dan tidak satu pun dari Firaun dan pengikutnya yang bisa selamat.

Contoh lain, ketika kaumnya Nabi Saleh (kaum Tsamud) yang dilarang mengganggu onta mukjizat dari Allah Ta’ala, justru mereka membunuhnya. Maka dihancurkanlah kaum itu.

Kisah tersebut disebutkan dalam Alquran Surat Hud, ayat 64-68:

‎{وَيَا قَوْمِ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ (64) فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ ذَلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ (65) فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ (66) وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (67) كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا أَلا إِنَّ ثَمُودَ كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلا بُعْدًا لِثَمُودَ (68) }

“Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untuk kalian.

Sebab itu, biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kalian mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kalian ditimpa azab yang dekat.

Mereka membunuh unta itu, maka berkata Saleh, “Bersuka rialah kamu sekalian di rumah kalian selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.”

Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Saleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Dan suatu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu.
Ingatlah sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaan bagi kaum Tsamud.” (QS Hud: 64-68).

Contoh lain lagi, Raja Abrahah yang mau menyerang Ka’bah dengan wadyabalanya yang naik gajah, dihancurkan oleh Allah Ta’ala.

‎أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4)
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ
مَأْكُولٍ (5)

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?

Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS Al-Fiil: 1-5).

Musailimah al-Kaddzab nabi palsu yang mengusik Alquran dengan membuat syair tandingan diaku/didakwakan sebagai wahyu dari Allah Ta’ala sebagaimana Alquran, maka diserang oleh tentara Islam zaman Khalifah Abu Bakar Shiddiq.

Akibatnya, Musailamah Al-Kaddzab terbunuh oleh Wahsyi. Pengikut Musailimah yang murtad dari Islam disebutkan 40.000 orang.

Dan yang mati jadi bangkai dalam serangan itu sebanyak 12.000 hingga 20.000 orang. Sisanya yang masih hidup kemudian kembali ke Islam. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini