Doa Meminta Hidayah dalam Segala Urusan
foto: islamicity.org
UM Surabaya

Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi, Kitab Ad-Da’awaaat (16. Kitab Kumpulan Doa), Bab 250. Keutamaan Doa

Hadis #1473

وَعَنْ عَلِيٍّ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : قُلْ : اللَّهُمَّ اهْدِنِي ، وَسَدِّدْنِي

وَفِي رِوَايَةٍ : (( اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الهُدَى وَالسَّدَادَ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Ucapkanlah: Allohummah-dinii wa saddidnii (Ya Allah, berilah aku hidayah dan berilah aku kebenaran).”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Allohumma inni as-aluka hudaa was sadaad (Ya Allah, aku meminta kepada-Mu hidayah dan kebenaran).” (HR. Muslim, no. 2725)

Keterangan Doa

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa meminta hidayah (as-alukal huda) di sini adalah hidayah berupa petunjuk dan bimbingan, berarti berupa pengajaran.

Sedangkan meminta as-sadaad adalah meminta istikamah dan pertengahan dalam berbagai urusan.

Maksudnya kita meminta kepada Allah agar diberi taufik senantiasa berada dalam kebenaran untuk setiap perkara.

Intinya doa ini berisi permintaan yang sangat penting yang dengan keduanya bila diperoleh akan mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan, yaitu yang diminta dalam doa adalah al-huda (hidayah petunjuk) dan as-sadaad (istikamah di atas kebenaran).

Meminta kepada Allah petunjuk berarti kita meminta agar diberi petunjuk kebenaran secara global dan terperinci, juga diberi taufik untuk mengikuti kebenaran tersebut secara lahir dan batin.

Adapun meminta kepada Allah as-sadaad berarti meminta kepada Allah taufik dan istikamah dalam segala perkara, agar terus berada dalam kebenaran. Jalan istikamah ini dalam perkataan, perbuatan, dan i’tiqod (keyakinan).

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْۗوَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.

Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.

Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 70-71).

Bagi yang memperoleh as-sadaad akan mendapatkan dua faedah yaitu, amalan akan diperbaiki (shalahul a’mal) dan dosa-dosa akan diampuni (maghfirotudz dzunuub).

Dari Abu Burdah bin Abu Musa, bahwa ‘Ali berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Mintalah kepada Allah hidayah (petunjuk) dan istikamah di atas kebenaran. Sebutlah al-huda (petunjuk), maka engkau akan mendapatkan hidayah petunjuk.

Sebutlah as-sadaad, maka arah panahmu akan lurus sampai tujuan.” (HR. Ahmad, 2:91; Al-Hakim, 4:268; Al-Bazar, 2:119. Syaikh Al-Albani mensahihkan hadis ini dalam Shahih Al-Jami’, no. 3046)

Orang yang berdoa hendaklah semangat meminta kepada Allah hidayah dan istiqamah, yaitu istikamah dalam beramal dengan ikhlas dan sesuai tuntunan.

Hendaklah setiap orang meminta tolong kepada Allah dalam setiap urusannya, termasuk dalam meminta hidayah dan istikamah. Tak boleh kita bergantung pada diri kita sendiri yang lemah.

Doa dalam hadis di atas bisa dirangkai menjadi:

اللَّهُمَّ اهْدِنِي ، وَسَدِّدْنِي,اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الهُدَى وَالسَّدَادَ

Allohummah-dinii wa saddidnii. Allohumma inni as-alukal hudaa was sadaad.

“Ya Allah, berilah aku hidayah dan berilah aku kebenaran. Ya Allah, aku meminta kepada-Mu hidayah dan kebenaran.” (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini