Menyia-nyiakan Waktu Salat? Ini Risikonya!
foto: learnreligions.com
UM Surabaya

*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri

Kita tidak boleh menyepelekan masalah meninggalkan salat, walaupun sebagian. Hal ini karena adanya ijma’ dari para ulama bahwa meninggalkan salat sebagian tanpa uzur sama sekali, maka dia telah melakukan dosa besar.

Bahkan dosa meninggalkan salat lima waktu (meskipun sebagian), itu lebih besar daripada dosa membunuh, atau mencuri, atau dosa zina, atau dosa meminum minuman keras.

Bukankah ini sesuatu yang sangat luar biasa buruknya?

Di antaranya hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan: “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

خَمْسُ صَلَوَاتٍ افْتَرَضَهُنَّ اللَّهُ عَلَى عِبَادِهِ، فَمَنْ لَقِيَهُ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا، لَقِيَهُ وَلَهُ عِنْدَهُ عَهْدٌ يُدْخِلُهُ بِهِ الْجَنَّةَ

“Ada lima salat yang Allah wajibkan kepada para hamba-Nya. Barang siapa menemui Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan salat lima waktu itu, “Tidak menyia-nyiakan sama sekali, maka (ketika dia bertemu dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala) Allah memberikan jaminan kepadanya akan memasukkannya ke dalam surga.”

وَمَنْ لَقِيَهُ وَقَدْ انْتَقَصَ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ، لَقِيَهُ وَلَا عَهْدَ لَهُ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ، وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ

“Barang siapa yang menemui Allah Subhanahu Wa Ta’ala sedangkan dia kurang dalam menjalankan salat lima waktu karena dia menganggap remeh masalah tersebut.

Maka dia menemui Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam keadaan tidak ada jaminan untuknya. Apabila Allah menghendaki maka Allah akan mengazab dia, apabila Allah menghendaki maka Allah akan mengampuni dia.” (HR Ahmad 21690)

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini