Muhammadiyah Siap Tinggalkan Kriteria Wujudul Hilal Menuju Kalender Islam Global
Seminar Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal.
UM Surabaya

Seminar Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), yang diselenggarakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP Muhammadiyah pada Jumat (13/10), telah memasuki Sesi Pertama yang penuh makna. Dalam sesi ini, dua narasumber utama hadir untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perubahan yang akan terjadi dalam penentuan awal bulan dalam kalender Islam yang digunakan oleh Muhammadiyah.

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas menjadi narasumber pertama. Ia membawakan materi tentang Dasar Akomodasi Kalender Hijriah Global Tunggal oleh Muhammadiyah.

Dalam paparannya, Hamim menjelaskan bahwa langkah Muhammadiyah dalam mengakomodir KHGT bukan semata-mata atas dasar keinginan tanpa dasar yang kuat, melainkan sebagai bagian dari usaha untuk menerapkan prinsip agama yang kokoh.

Dasar tersebut menurut Hamim sebagaimana yang tertulis dalam surat ar-Rum ayat 30, yang menyatakan bahwa umat Islam harus memiliki keadaan baik dalam berkalender, memberikan kepastian, dan dapat digunakan dalam transaksi sehari-hari.

Pendekatan Muhammadiyah dalam mengadopsi KHGT juga berdasarkan sunnah sahihah, yaitu hadis yang berasal dari Bukhari dan Muslim, yang menceritakan pernyataan Nabi Muhammad SAW bahwa umat Islam adalah umat yang ummi pada masa itu, yang tidak pandai menulis dan berhitung.

Saat ini, kemampuan menulis dan berhitung telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat Islam, sehingga langkah untuk menerima KHGT adalah sebuah bentuk kemajuan yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Rahmadi Wibowo Suwarno, Sekretaris Divisi Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menjadi narasumber kedua dalam sesi tersebut. Ia memberikan penjelasan mendalam tentang sejarah rekomendasi penggunaan Kalender Hijriah Global oleh Muhammadiyah dalam Muktamar ke-47 tahun 2015 di Makassar dan Muktamar ke-48 tahun 2022 di Surakarta.

Selain itu, Rahmadi juga merinci bagaimana Muktamar Internasional tentang Kalender Global yang diadakan di Turki pada tahun 2016 telah menyepakati penggunaan kalender global dan menetapkan kriterianya. Oleh karena itu, Muhammadiyah, sebagai bagian dari masyarakat Muslim dunia, telah berkomitmen untuk segera menerapkan KHGT dalam waktu yang tidak lama lagi.

Saat sesi diskusi, muncul pertanyaan menarik dari salah satu peserta seminar mengenai konsep wujudul hilal, yang saat ini menjadi kriteria penentuan awal bulan oleh Muhammadiyah. Pertanyaan tersebut mencerminkan keingintahuan mengenai bagaimana Muhammadiyah akan menghadapi perubahan ini dan apakah kriteria wujudul hilal akan diubah atau ditinggalkan.

Dalam jawabannya, Rahmadi Wibowo Suwarno menegaskan bahwa Muhammadiyah selalu siap untuk berubah demi kebaikan yang lebih besar. Dengan keputusan untuk menggunakan KHGT, kriteria wujudul hilal harus ditinggalkan. Kriteria ini mensyaratkan tiga parameter, yaitu (1) ijtimak sebelum gurub, (2) bulan terbenam setelah matahari terbenam, dan (3) saat gurub hilal sudah wujud di atas ufuk. Kriteria ini belum mencerminkan kalender global dan berpotensi menghasilkan perbedaan tanggal dengan wilayah lain di dunia.

Muhammadiyah dengan keyakinan bahwa bumi adalah satu, akan segera menerapkan Kalender Hijriah Global Tunggal, mengikuti jejak kesepakatan internasional dan memasuki era baru dalam penentuan awal bulan dalam kalender Islam. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini