11 Nasihat Berharga untuk Para Penuntut Ilmu
foto: reuters
UM Surabaya

Imam Syafii menekankan etika seorang murid kepada gurunya untuk mendapatkan ilmu yang maksimal.

Hal ini diuraikannya dalam syair seperti yang dijelaskan Muhammad Ibrahim Salim dalam Syarah Diwan Imam Asy-Syafi’i sebagai berikut:

اِصبِر عَلى مُرِّ الجَفا مِن مُعَلِّمٍ# فَإِنَّ رُسوبَ العِلمِ في نَفَراتِهِ #وَمَن لَم يَذُق مُرَّ التَعَلُّمِ ساعَةً#تَذَرَّعَ ذُلَّ الجَهلِ طولَ حَياتِهِ #وَمَن فاتَهُ التَعليمُ وَقتَ شَبابِهِ #فَكَبِّر عَلَيهِ أَربَعاً لِوَفاتِهِ #وَذاتُ الفَتى وَاللَهِ بِالعِلمِ وَالتُقى# إِذا لَم يَكونا لا اِعتِبارَ لِذاتِهِ

“Sabarlah kamu akan pahitnya seorang guru, sebab mantapnya ilmu karena banyaknya guru. Barang siapa yang tak sudi merasakan pahitnya belajar, Ia akan bodoh selama hidupnya.

Barang siapa yang ketinggalan belajar pada waktu mudanya, bertakbirlah kepadanya empat kali, anggap saja ia sudah mati.

Seorang pemuda akan berarti apabila ia berilmu dan bertakwa, apabila kedua hal itu tidak ada dalam dirinya maka pemuda itu pun tak bermakna lagi.”

Bagi Imam Syafii, bersabar saat proses pembelajaran dan hormat kepada guru adalah kunci kesuksesan. Seorang murid jika melukai hati gurunya, berkah ilmunya akan tertutup dan ia hanya mendapat sedikit manfaat.

Karena etika kepada guru yang dipegang teguh ini, Imam Syafii menjadi ulama dengan keilmuan yang diakui hingga saat ini.

Syekh az-Zarnuji memberikan nasihat berharga kepada para penuntut ilmu. Simak uraiannya sebagai berikut:

Pertama, niat yang tulus. Seorang penuntut ilmu harus selalu menjaga keikhlasan dalam belajar, sebab niat selain sebagai obor juga menjadi pokok dari segala hal, termasuk menuntut ilmu.

Kedua, sabar dan tabah. Seorang penuntut ilmu hendaknya memiliki hati yang tabah dan sabar dalam belajar kepada guru.

Dalam mempelajari suatu buku jangan ditinggalkan sebelum sempurna, dalam suatu bidang ilmu jangan berpindah pada bidang lain sebelum memahaminya, dan jangan pindah tempat belajar kecuali karena terpaksa.

Ketiga, selektif memilih teman. Seorang penuntut ilmu hendaknya memilih teman yang tekun, jujur, dan mudah memahami masalah. Berusaha menghindari teman yang malas, tidak disiplin, banyak bicara, suka membuat gaduh, dan gemar memfitnah.

Keempat, mengagungkan ilmu. Seorang penuntut ilmu tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula bermanfaat, selain jika mau mengagungkan ilmu itu sendiri dan ahli ilmu.

Kelima, menghormati guru. Termasuk dalam mengagungkan ilmu adalah menghormati guru. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, “Saya menjadi hamba sahaya dari orang yang telah mengajarku satu huruf.”

Keenam, selalu khidmat dalam memperhatikan ilmu. Oleh sebab itu, hendaknya seorang penuntut ilmu bisa khidmat dalam memperhatikan ilmu, sekalipun ilmu itu telah ia dengar berulang-ulang.

Ketujuh, menghindari akhlak tercela. Seorang penuntut ilmu harus berusaha menjaga diri dari akhlak yang tercela, seperti sikap sombong atau takabur.

Kedelapan, kesungguhan hati. Seorang penuntut ilmu harus bersungguh hati dalam belajar secara kontinu (QS al-Ankabut [29]: 69).

Kesembilan, kontinuitas dalam mengulang materi belajar. Seorang penuntut ilmu harus selalu mengulang pelajaran yang telah dipelajari. Hal itu bisa dilakukan pada awal ataupun akhir waktu malam, karena waktu-waktu tersebut adalah waktu yang berkah dan memudahkannya untuk konsentrasi belajar.

Kesepuluh, bercita-cita luhur. Seorang penuntut ilmu harus memiliki cita-cita yang tinggi. Dikatakan, manusia itu terbang dengan cita-citanya, sebagaimana halnya burung terbang dengan sayapnya.

Kesebelas, berusaha sekuat tenaga. Penuntut ilmu harus bersungguh-sungguh mencapai kesuksesan, dengan tak kenal berhenti, dengan cara menghayati keutamaan ilmu.

Wahai para penuntut ilmu yang sedang berkelana menuntut ilmu. Ingatlah bahwa ilmu yang bermanfaat akan menjunjung tinggi nama seseorang, tetap harum namanya meskipun ia telah tiada. (*/tim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini