Abdul Mu’ti: Kalau ada APBN, Alhamdulillah, Kalau Tidak Ya Tetap Kita Jalan
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.
UM Surabaya

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, komitmen Muhammadiyah membangun generasi sehat dan kuat ini telah dilaksanakan sejak Muhammadiyah berdiri. Karenanya Muhammadiyah selalu siap untuk menggarap pembangunan aspek sumber daya manusia secara mandiri maupun kolaborasi dengan pemerintah dan unsur masyarakat sipil lainnya.

Hal itu disampaikan Abdul Mu’ti saat kick off program Bergizi Sehat Berkemajuan Generasi, kerja bareng  Muhammadiyah dengan Kementerian Kesehatan, pada Senin (16/10) lalu.

“Tidak boleh berhenti, harus jadi bagian komitmen dari Muhammadiyah bahwa ada atau tidaknya dukungan pemerintah, ikhtiar kita untuk membangun generasi yang sehat berkemajuan itu harus berjalan terus. Kalau Muhammadiyah tergantung pada funding dan APBN, saya kira Muhammadiyah sudah kehilangan Kemuhammadiyahannya itu,” ingatnya.

“Ciri orang Muhammadiyah itu tidak bergantung pada funding dan tidak pada APBN. Kalau ada APBN, alhamdulillah, kalau tidak ya tetap kita jalan karena membangun generasi yang sehat dan kuat itu amanah Alquran, amanah dari Rasulullah Saw,” imbuh Mu’ti.

Seperti diketahui, Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui tiga UPP menggarap program kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI di empat provinsi. Diluncurkan pada Senin (16/10), program Bergizi Sehat Berkemajuan Generasi Muhammadiyah menyasar remaja di sekolah, madrasah, dan pesantren Muhammadiyah.

Tiga UPP (Unsur Pembantu Pimpinan) yang terlibat adalah Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU), Majelis Dikdasmen & PNF, dan Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2). Isi program berkaitan dengan pembudayaan hidup sehat lewat makanan bergizi yang halalan tayiban beserta aspek pendukungnya.

Menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, program ini selaras dengan perintah Alquran untuk membangun generasi yang kuat. Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan tajdid dia anggap perlu merumuskan perubahan gaya hidup sehat lewat pendekatan keagamaan.

“Karena itu aspek-aspek yang berkaitan dengan cara kita memahami dalil-dalil agama memang harus kita lihat sebagai faktor pendukung kita punya komitmen bagaimana generasi muda ini punya budaya hidup yang halalan tayyiban itu. Karena ini berkaitan dengan membangun budaya, maka harus bersama-sama. Ada aspek mindset yang harus diubah,” jelasnya.

Dipilihnya aspek paling mendasar seperti jam sarapan bersama dengan menu sehat dalam program ini turut dia apresiasi. Membangun kebudayaan baru, menurutnya memang perlu pembiasaan dan sistem. Dia pun berpesan agar program ini terus dijalankan secara berkesinambungan.

Program Bergizi Sehat Berkemajuan Generasi Muhammadiyah sendiri berisi empat kegiatan, yakni aktivitas fisik (senam/olahraga bersama), sarapan bersama dengan menu bergizi halalan tayyiban, minum tablet penambah darah seminggu sekali bagi remaja putri, dan edukasi kesehatan bagi remaja.

“Karena itu empat program yang sudah dipilih ini supaya jadi contoh sukses membangun generasi yang sehat dan kuat, karena kemampuan kita membangun generasi yang sehat dan kuat itu pada dasarnya dimulai dari makanan yang dikonsumsi, fal-yandzuril-insaanu ila toa’mihi,” ujarnya mengutip Surat Abasa ayat 24 yang artinya, “Hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini