Dibutuhkan Transformasi Penilaian untuk Mencegah Perundungan Anak Sekolah
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib.
UM Surabaya

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Irwan Akib menyampaikan kekerasan dan perundungan terhadap anak-anak di sekolah harus menjadi perhatian serius pemangku kepentingan, jika tidak ingin generasi masa depan Indonesia rusak akibat fenomena ini.

Dalam agenda Capacity Building yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah Selasa (17/10) di Jakarta, Irwan mengatakan, dibutuhkan proses transformasi penilaian, bahwa anak tidak lagi hanya dinilai secara kognitifnya saja.

“Agar kejadian-kejadian seperti itu tidak terjadi di sekolah, sehingga memang perlu kita melakukan transformasi. Anak-anak kita itu tidak hanya dinilai dari kemampuan kognitifnya, tapi juga bagaimana dia bersikap, bagaimana dia berperilaku di lingkungan sekolah,” ungkapnya.

Untuk diketahui, kekerasan dan perundungan kepada anak jumlahnya tercatat masih sangat banyak.  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)  pada 2023 menyampaikan bahwa terjadi sebanyak 2.355 kasus pelanggaran perlindungan anak.

Menurut Guru Besar Pendidikan Matematika itu, sekolah sebagai miniatur kehidupan masyarakat, maka suasana di sekolah tidak boleh berjarak dengan masyarakat. Oleh karena itu, Muhammadiyah sejak awal mengusung sekolah inklusif, yang terbuka dengan perbedaan-perbedaan.

“Sehingga anak-anak mampu menghargai perbedaan-perbedaan itu. Kita tidak bisa memungkiri, bahwa masyarakat Indonesia itu sangat plural, sangat beragam,” imbuhnya.

Kemajemukan kehidupan masyarakat Indonesia harus ditransformasikan dalam proses-proses pembelajaran. Dengan demikian, Irwan Akib berharap anak-anak bisa saling memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan di antara mereka.

Irwan Akib menekankan, membangun suasana sekolah sebagaimana dengan situasi di masyarakat supaya peserta didik tidak hanya menerapkan nilai-nilai utama di sekolah saja. Dia khawatir, nilai-nilai kejujuran, disiplin, tanggung jawab dan lain sebagainya hanya dilakukan oleh peserta didik di sekolah, namun ketika di masyarakat nilai itu sudah tidak berlaku.

Selain itu, aspek penting untuk mencegah perundungan pada anak-anak sekolah adalah dengan membangun komunikasi yang baik antara sekolah dengan lingkungan masyarakat luas. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini