Sebagai ikhtiar mengajak umat untuk peduli pada kelestarian lingkungan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Kemenko PMK RI kembali menggelar penanaman pohon belimbing dan sawo di STIKes Muhammadiyah Tegal, Kamis (26/10).
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama antara Kemenko PMK dengan PP Muhammadiyah yang sudah dimulai sejak empat tahun lalu dalam kerangka Gerakan Nasional Revolusi Mental.
“Jadi target dari pemerintah kan dalam 5 tahun ada 10 juta pohon yang ditanam. Tentu Muhammadiyah menjadi bagian dari unsur yang mudah-mudahan membantu mengurangi kerusakan lingkungan,” kata Mu’ti.
Menurutnya, program revolusi mental dan penanaman pohon ini tidak berhenti dengan kegiatan yang bersifat seremonial saja, tapi menjadi bagian dari gerakan yang diselenggarakan oleh seluruh elemen Persyarikatan beserta Amal Usaha Muhammadiyah.
“Kami tentu menyambut baik kerja sama ini, dan mudah-mudahan keinginan kita bersama untuk membangun mentalitas menjadi bagian kontribusi bagi bangsa bisa terwujud. Termasuk kegiatan menanam pohon juga bagian dari pertanggungjawaban bersama dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Koordinator Tim Kerja Revolusi Mental, Muhammad Sofyan mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari Program Revolusi Mental Pemerintah RI. Selain penanaman pohon, ada juga pelatihan keadaban digital yang berlangsung di Hotel Grand Dian Guci, Kabupaten Tegal. Kegiatan yang itu berlangsung selama dua hari, dari Kamis-Jumat (26-27/10/2023) itu diikuti oleh guru di lingkungan Muhammadiyah.
Selain di Tegal, kegiatan serupa juga digelar di sejumlah daerah lain di 4 provinsi. Yakni Provinsi Banten, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Pelatihan keadaban digital ini dilaksanakan dalam rangka menghadapi tahun politik supaya guru bisa menyebarkan kebaikan untuk mengantisipasi berita tidak benar,” kata dia.
Sekda Kabupaten Tegal Amir Makhmud, mengatakan Pemkab Tegal mendukung kegiatan Muhammadiyah dalam upaya revolusi mental. Menurutnya, Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi perencanaan jangka panjang menuju tahun 2045.
“Ini butuh effort yang sangat besar karena visinya sangat besar yaitu Indonesia Emas. Kalau generasi tidak disiapkan dari sekarang maka Indonesia Maju hanya sekadar wacana,” pungkasnya. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News