Setiap tanggal 10 November, Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Peringatan ini dilakukan untuk mengenang seluruh jasa para pejuang kemerdekaan RI yang secara simbolik ditandai dengan momentum Perang Semesta 10 November 1945 di Surabaya.
Pada Pidato Kebangsaan Hari Pahlawan, Jumat (10/11), Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengajak seluruh masyarakat, terutama elit dan tokoh bangsa untuk melakukan refleksi mendalam dan peneladanan terhadap nilai, moral dan keadaban publik yang diaktualisasikan oleh para pahlawan.
Menurutnya, para pahlawan Indonesia memiliki beberapa nilai keteladanan seperti gigih membela kebenaran, tanpa pamrih, tulus berkhidmat dan mengutamakan kepentingan nasional, serta menjaga diri dari perbuatan tercela.
“Mereka pantang meminta kepada Indonesia, mereka tidak menggerogoti, mengeksploitasi, menyiasati, menyalahgunakan dan menjualbelikan Indonesia demi kepentingan diri, kroni, dinasti, golongan sendiri serta segala hasrat sesaat dengan mengatasnamakan kepentingan Indonesia,” jelas Haedar.
Keteladanan para pahlawan untuk berkhidmat dengan penuh tanggung jawab moral kepada bangsa Indonesia dia sebut sebagai suatu kesadaran otomatis di alam bawah sadar, sehingga mereka terus konsisten dalam perkataan dan perbuatan.
“Mereka figur-figur teladan yang berjiwa negarawan sejati, mereka berbakti untuk negeri tanpa meminta kompensasi,mereka luhur akal budi seraya menjunjung tinggi nilai utama yang menjadi pondasi Negeri, bermoral dan beretika tinggi tanpa merasa semuci, mempertahankan demokrasi dengan lapang hati dan berdiri tegak di atas konstitusi,” ucapnya.
Di peringatan Hari Pahlawan ke-78 tahun, Haedar menekankan agar seluruh pihak terutama pemangku kepentingan, lembaga negara, dan elit bangsa untuk melakukan refleksi mendalam agar bisa mengikuti jejak perjuangan dan keteladanan hidup para pahlawan sebagai sosok negarawan sejati.
“Adakah seluruh dan warga bangsa berkhidmat sepenuh hati untuk Indonesia dengan tidak mengambil, menyalahgunakan, dan mengeksploitasi Indonesia? Adakah warga dan elit bangsa saat ini menempatkan kepentingan Indonesia di atas kepentingan diri, kroni, dinasti, golongan sendiri dan segala hasrat sesaat yang mencederai perjuangan para pahlawan nan sejati? Semoga jiwa pikiran tindakan dan jejak para pahlawan bangsa menjadi rujukan hidup para elit dan warga bangsa dalam berbangsa dan bernegara serta dalam mengarungikehidupan untuk menebar rahmat di alam semesta,” harapnya.
“Ambillah hikmah terdalam agar spirit kepahlawanan itu merasuk dalam diri para elit di seluruh lembaga pemerintahan dan warga bangsa dari Pusat sampai Daerah. Teladanilah jiwa kenegarawanan dan pengabdian total para pahlawan bangsa dalam perilaku sehari-hari dan dalam berbangsa, bernegara. Hayati dan laksanakan kewajiban konstitusi sebagai pengemban tugas pemerintahan negara Republik Indonesia,” pesan Haedar.
“Jauhi segala godaan dan penyalahgunaan kekuasaan yang membuat Indonesia Makin menjauh dari jiwa dan cita-citanya. Ikuti dengan lurus dan tulus jejak emas para pahlawan kusuma bangsa. Jangan bikin mereka menangis ditempat peristirahatannya nan abadi karena generasi penerusnya mengkhianati amanat konstitusi dan cita-cita para pendiri Negeri,” tegas Haedar. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News