Banyak Orang Pintar yang Tidak Benar
Ilustrasi: quora.com
UM Surabaya

*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S.Pd
Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) PDM Jombang

“It is better to be a righteous person even though you are not smart because making a smart person righteous requires clarity of heart and breadth of soul.”

(Lebih baik menjadi orang benar meski tidak pintar, sebab membuat orang pintar menjadi benar membutuhkan kejernihan hati dan keluasan jiwa)

Di dunia ini, kita kerap menemui beragam individu dengan kecerdasan yang tinggi. Namun, terlepas dari kecerdasan mereka, terdapat beberapa orang pintar yang tidak memiliki sikap dan perilaku yang benar.

Berikut beberapa hal yang menjelaskan mengapa hal ini bisa terjadi:

Pertama, kecerdasan tidak selalu sejalan dengan kebijaksanaan.

Sebuah pepatah mengatakan, “Pengetahuan berbicara, tetapi kebijaksanaan mendengarkan.” Orang yang pintar sering kali memiliki pengetahuan yang luas, namun tidak selalu bisa merumuskan tindakan yang bijaksana. Oleh karena itu, terkadang mereka mengambil keputusan yang tidak benar atau tidak etis.

Kedua, ego dan kesombongan.

Terlalu sering orang pintar merasa superior dan meyakini bahwa mereka tidak bisa salah. Rasa percaya diri ini mungkin membantu mereka dalam menghadapi tantangan, tetapi bisa juga membuat mereka tidak menerima kritik atau saran yang konstruktif.

Ketiga, keterampilan sosial yang kurang.

Orang pintar mungkin menguasai berbagai topik dan memiliki wawasan yang dalam, tetapi mereka mungkin tidak memiliki keterampilan sosial yang baik.

Hal ini bisa membuat mereka merasa kesulitan untuk memahami perasaan orang lain atau berhubungan dengan orang yang berbeda latar belakang.

Keempat, empati yang rendah.

Orang pintar terkadang fokus pada pengetahuan mereka dan melupakan pentingnya empati.

Mereka mungkin tidak mampu memahami kesulitan yang dialami orang lain dan menjadi tidak peka terhadap perasaan orang di sekitar mereka.

Kelima, keserakahan dan hasrat yang berlebihan.

Terlebih jika kecerdasan mereka terkait dengan kesuksesan dan kekayaan, orang pintar bisa menjadi serakah atau terobsesi dengan pencapaian tertentu.

Hal ini mungkin membuat mereka mengesampingkan nilai-nilai moral yang benar dan melanggar etika demi mencapai tujuannya.

Meskipun kecerdasan adalah sumber kebanggaan bagi banyak orang, penting untuk diingat bahwa menjadi orang pintar bukan berarti selalu benar.

Untuk menjadi individu yang lengkap dan baik hati, penting untuk menumbuhkan sikap dan perilaku yang benar, seperti kebijaksanaan, empati, dan kerendahan hati.

Semoga bermanfaat. (*)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini