Gandeng Rumaisa Korsel, Dosen UMM Terapkan Kurikulum Pancasila dan Al-Islam
Gandeng Rumaisa Korsel, Dosen UMM Terapkan Kurikulum Pancasila dan Al-Islam
UM Surabaya

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, Tim Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggandeng Rumah Muslimah Indonesia (Rumaisa) School, Korea Selatan. Tim tersebut terbang ke Korea Selatan dan melakukan penandatanganan MoU secara langsung pada awal November ini.

Sebelumnya, mereka telah menyusun dan menjalankan program tersebut sejak Agustus lalu melalui pelatihan daring. Hingga kemudian melakukan pengabdian secara langsung selama satu minggu di negeri Ginseng itu.

Ketua tim Arinta Rezty Wijayaningputri, MPd menjelaskan, program tersebut dibuat untuk meningkatkan literasi berbasis pelajar Pancasila dan nilai Al-Islam yaitu akidah, akhlak, dan ibadah. Terdapat tiga pengajar yang berangkat untuk berkontribusi di Rumaisa School.

“Selama satu minggu, kami melakukan pelatihan kepada para pengajar disana. Sistem yang kami gunakan menerapkan sistem kurikulum merdeka berbasis al-Islam. Tentu hal ini karena kami ingin menekankan nilai-nilai Pancasila sekaligus ilmu agama,” jelasnya menambahkan.

Arinta, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa mereka tergerak untuk membantu Rumaisa School karena melihat belum adanya kurikulum yang jelas dan cara pengajaran yang efektif. Maka, sistem merdeka berbasis Pancasila dan Al-Islam menjadi salah satu upaya yang diharapkan bisa memberikan manfaat lebih.

“Di sana kami menerapkan literasi pada anak-anak kategori kelas bawah yaitu kelas 1,2, dan 3. Setiap minggu, kami mengadakan program membaca Alquran dan e-comic berbasis cerita-cerita Islami. Begitupun dengan cerita-cerita budaya Indonesia untuk menanamkan nilia-nilai,” katanya.

Menurutnya, membuat dan membaca e-comic menjadi salah satu program penerapan untuk pengajar. Sehingga anak-anak didik bisa tertarik untuk membaca dan meningkatkan literasi. Arinta menambahkan, kerjasama MoU antara kedua belah pihak dinilai bisa berdampak baik bagi generasi dan anak-anak berdarah Indonesia yang bersekolah di Korea Selatan.

“Harapannya, anak didik di sana tidak kehilangan nilai-nilai Pancasila, budaya Indonesia, dan keislaman. Selain itu juga semoga sistem ini mampu mendorong adanya inovasi-inovasi dalam pendidikan sehingga melahirkan generasi emas penerus bangsa,” pungkasnya. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini