Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata menjadi salah satu penyebab mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Ironisnya banyak anak sekolah putus karena ketidakmampuan memenuhi biaya pendidikan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Irwan Akib dalam Konferensi Pers yang diadakan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada, Jumat (17/11/2023).
“Kemarin masih ada berita anak-anak putus sekolah hanya karena tidak bisa beli seragam, tidak bisa bayar spp, dan sebagainya,” ujarnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Izzul Muslimin, Sekretaris Umum PP Aisyiyah Tri Hastuti, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Sukadiono, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, serta Rektor UAD Muchlas.
Irwan menyampaikan bahkan sampai saat ini masih banyak anak putus sekolah karena persoalan-persoalan ekonomi. Ketimpangan kelas sosial masyarakat, dan lajur pembangunan yang tidak merata menjadi alasannya.
Guru Besar Pendidikan Matematika ini menekankan, pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab penuh orang tua atau wali murid itu sendiri, akan tetapi menjadi tanggung jawab masyarakat secara keseluruhan
Persoalan-persoalan inilah yang menjadi cikal bakal dibentuknya Gerakan Infak Pendidikan (GIP) 111. Harapannya melalui GIP 111 ini akan muncul dana abadi pendidikan. sehingga persoalan-persoalan mengenai biaya pendidikan bisa teratasi dengan baik.
GIP 111 ini juga menjadi komitmen Muhammadiyah meningkatkan mutu pendidikan. Dilihat dari sejarahnya GIP 111 selaras dengan spirit Kiai Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah yang fokus meningkatkan mutu pendidikan, kesehatan, dan sosial.
Terakhir Irwan berharap melalui gerakan filantropi yang dilakukan oleh Persyarikatan Muhammadiyah berdampak pada pelayanan lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah semakin baik dan dapat dinikmati anak-anak seluruh bangsa. (*/tim)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News