Petaka Bagi Mereka yang Berilmu Tanpa Beramal
Ilustrasi: soundcloud.com
UM Surabaya

Dalam Alquran, Allâh Azza wa Jalla menyebutkan kisah seorang yang berilmu namun digelari buruk.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ ﴿١٧٥﴾ وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ ﴿١٧٦﴾ سَاءَ مَثَلًا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ

“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).

Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS. al A’raf: 175-177)

Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.

Ilmu syar’i bisa membimbing orang yang memilikinya untuk menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak terpuji, juga bisa mengangkatnya ke derajat dan kedudukan tertinggi.

Ini jika ilmu dia mengamalkan ilmu yang Allâh Azza wa Jalla anugerahkan kepadanya dengan ikhlas karena-Nya.

Namun sebaliknya, jika dia meninggalkan ilmu yang bersumber dari Alquran dan hadis tersebut dan mencampakkan akhlak yang diperintahkan oleh keduanya, melepasnya sebagaimana dia melepaskan bajunya, maka dia akan tawanan setan.

Dia terlempar dari benteng yang kokoh dan berada dalam kondisi terburuk. Maksiat demi maksiat akan dia lakukan.

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”
(Al-Baqarah/2:44)

Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ وَيَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ وَيَحْرِقُ نَفْسَهُ

“Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia namun ia melupakan dirinya sendiri, laksana sebuah lilin yang menerangi orang sambil membakar dirinya.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

رَأَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي رِجَالًا تُقْرَضُ شِفَاهُهُمْ بِمَقَارِيضَ مِنْ نَارٍ فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ قَالَ: الخُطَبَاءُ مِنْ أُمَّتِكَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَيَنْسَوْنَ أَنْفُسَهُمْ وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا يَعْقِلُونَ

“Pada malam aku di isra’kan oleh Allâh, aku melihat orang-orang yang mulutnya digunting dengan gunting-gunting dari neraka, maka aku berkata, ‘Siapa mereka wahai Jibril?’

Maka ia menjawab, ‘Mereka adalah para penceramah dari umatmu yang menyuruh orang melakukan kebaikan namun mereka melupakan dirinya sendiri, mereka membaca al-Kitab, tidakkah mereka berakal?”

(at-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabîr, 2/166; Ibnu Abi Ashim dalam al-Ahâd wal Matsâni, no. 2314. lihat Shahîh al-Jâmi’, no. 5831). (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini