Kisah Ulama yang Hanya Punya Satu Murid
foto: ppmimesir.or.id
UM Surabaya

*) Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri

Kita yang sedikit ilmu ada kegalauan, khawatir ada ilmu saya yang tidak tersampaikan. Bukan karena kebanyakan ilmu, melainkan karena jadi ustaz nggak laku.

Nggak ada yang minat ngaji. Pengajian sepi peminat. Yang hadir hanya orang-orang yang sudah antre di depan yang sedang menunggu tiket keberangkatan.

Adalah Imam Ibnu Malik, pengarang Kitab Alfiah, beliau sering berdiri di masjid sepanjang hari menawarkan orang-orang untuk ngaji.

“Siapa mau belajar ilmu qiraat atau ilmu bahasa?”

Ternyata tidak ada yang tertarik.

Akhirnya beliau pulang mengucap, “Alhamdulillah, saya terbebas dari beban menyembunyikan ilmu.”

Karena beliau telah memanggil orang-orang untuk diajari.

Meski demikian, Allah memberi beliau satu murid yang luar biasa sekali. Namanya, Imam an-Nawawi. Petinggi Madzhab Syafi’i, pengarang kitab Riyadus Sholihin, orang paling alim di zamannya.

Maka Imam Ibnu Malik menyebutnya dalam bait Alfiah:

ورجل من الكرام عندنا

“Dan orang mulia di antara kami.”

Punya murid banyak itu bagus sekali. Karena ilmu kita bisa tersebar luas.
Tapi yang lebih baik lagi kita punya murid yang berkualitas. Yang sepeninggal kita akan terus mengajar, berdakwah, dan berkiprah.

Maka Anda yang hanya punya santri sedikit, bersyukurlah. Karena diberi kesempatan untuk fokus mendidik mereka. Jangan risau atas hal sedikit, jangan takjub melihat yang banyak.

Sebagaimana syair As-Syaibani:

Tidaklah kepopuleran itu agung nan mulia bagiku #Karena Firaun populer, tapi ia rajanya keburukan.

Sebagian hal tersembunyi justru permata di atas permata #Karena keindahan tersembunyi ibarat Lailatu al-Qadr. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini