111 Tahun Merawat Muhammadiyah dari Sisi Kuantitatif dan Kualitatif
Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti
UM Surabaya

Merawat Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) menurut Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti adalah dengan tidak hanya menambah AUM dari sisi kuantitatif tetapi juga kualitatif.

Harapan tersebut disampaikan oleh Abdul Mu’ti dalam perayaan Milad ke 111 Muhammadiyah dan ke-25 Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) pada (25/11) di UMKU, Kudus. Di kota kelahirannya itu, Abdul Mu’ti menjelaskan, Muhammadiyah yang awalnya berdiri di sebuah kampung di Yogyakarta, saat ini di usia yang ke 111 tahun Muhammadiyah sudah ada di 35 provinsi seluruh Indonesia.

Selain itu, Muhammadiyah juga hampir merata di seluruh Indonesia baik di level kabupaten/kota, kecamatan, sampai perdesaan. Bahkan Muhammadiyah saat ini juga telah berdiri di 30 negara, selain Indonesia.

“Dan di beberapa Pimpinan Cabang Istimewa itu, memiliki Pimpinan Ranting Istimewa,” ungkap Mu’ti.

Beberapa PCIM yang memiliki PRIM adalah PCIM Malaysia dan PCIM Australia. Tidak hanya hadir secara struktural, Muhammadiyah di beberapa negara tersebut juga memiliki AUM di bidang pendidikan.

Abdul Mu’ti menyebutkan, sekolah Muhammadiyah di Australia yaitu Muhammadiyah Australia College (MAC), TK ABA di Mesir dan Malaysia, Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), termasuk sekolah untuk anak-anak pengungsi dari Palestina di Lebanon.

“Saya kira ini menjadi catatan bahwa Muhammadiyah sekali lagi telah menjadi gerakan yang mendunia, dan telah senantiasa berusaha untuk dimanapun Muhammadiyah berada memberikan manfaat seluas-luasnya,” tutur Mu’ti.

Terbaru, Muhammadiyah akan memiliki rumah sakit pertama yang berada di tanah Papua – RS PKU Muhammadiyah UNIMUDA Sorong. Peletakan batu pertama rumah sakit ini dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada (24/11/2023).

Kehadiran Muhammadiyah melalui lembaga pendidikan, layanan kesehatan, sosial dan lain sebagainya menjadi perekat di tengah keragaman budaya, agama, suku, dan ras bangsa Indonesia. Di Unimuda Sorong, 70 persen lebih mahasiswanya adalah non muslim.

Selain di Unimuda Sorong, juga ada di beberapa kampus lain di tanah Papua, Muhammadiyah memiliki tiga kampus lagi, di NTT ada Universitas Muhammadiyah Maumere yang juga mayoritas mahasiswanya adalah saudara lintas iman. (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini