Menulis Butuh Kesabaran, Jangan Terburu-buru Mengakhiri
Peserta Creative Writing Workshop for Mubaligh Muhammadiyah bersama Ketua PWM Jatim Dr. dr. Sukadiono. foto: supolo
UM Surabaya

Sesi praktik Creative Writing Workshop for Mubaligh Muhammadiyah berlangsung seru. Pasalnya, para mubaligh diwajibkan untuk menulis dengan tangan menggunakan bantuan alat tulis di atas selembar kertas.

Tiga pemateri, Dr. Slamet Muliono Redjosari, Agus Wahyudi, dan Artika Farmita, bertugas memberikan catatan dari tulisan peserta workshop.

Workshop yang berlangsung di Hotel Kapal Garden, Malang pada Sabtu-Ahad (2-3/12/2023) ini, diikuti 52 mubaligh Jatim. Mereka berasal dari perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Majelis Tabligh Jatim, dan undangan khusus.

“Ini sengaja kita lakukan. Selain bernostalgia seperti menulis surat, menulis dengan tangan ini baik untuk kesehatan,” ujar Agus Wahyudi, salah seorang pemateri.

Baca juga: Jurnalisme Naratif sebagai Alternatif Penulisan Berita

Dalam banyak jurnal disebutkan bahwa belajar dengan menulis tangan mampu menyempurnakan keterampilan motorik halus dan menciptakan pengalaman motorik-perseptual.

Di mana hal itu membantu untuk mempelajari keterampilan terkait literasi secara umum lebih cepat.

Beberapa manfaat menulis dengan tangan antara lain, membantu memahami suatu materi, memaksimalkan kinerja otak, mengurangi kecemasan, dan melatih kemampuan berkomunikasi

Dalam praktik menulis itu, peserta diberi kebebasan memilih tiga tema dari pemaparan tiga pemateri. Yakni, menulis esai, travel story writing, dan jurnalisme naratif. Dimulai dari menulis lead, body text, dan ending.

Selama praktik menulis, para peserta terlihat sangat menikmati. Waktu satu setengah jam juga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membuat tulisan yang baik.

Wajah mereka tampak serius dan fokus. Pena di tangan mereka bergerak dan sesekali berhenti. Kata demi kata dirangkai di atas lembar kertas putih yang telah disiapkan oleh panitia.

“Waktu kurang sepuluh menit,” demikian pengumuman disampaikan panitia melalui mic.

Baca juga: Jurnalis Tempo Nilai Potensi Menulis Mubaligh Muhammadiyah Menjanjikan

Para peserta workshop terlihat antusias ketika para narasumber memberikan catatan dan masukan untuk perbaikan tulisan.

“Ini luar biasa. Bisa menulis panjang sekali, berlembar-lembar,” ujar Slamet Muliono Redjosari, wakil ketua Majelis Tabligh PWM Jatim, yang memberikan materi penulisan esai.

Slamet lalu memberikan saran. Kata dia, sebaiknya dalam tulisan tidak hanya berisi potongan-potongan ayat.

Harus ada penjelasan dan contohnya. Ini agar pembaca bisa lebih mudah memahami pesan yang kita sampaikan.

Sementara itu, Artika Farmita melihat semangat besar mayoritas mubaligh dalam menuangkan gagasan dan menuliskan pengalamannya.

“Gaya tulisannya terasa meluap-luap seperti masih banyak yang ingin dituangkan dari dalam kepala. Cuma yang perlu diperhatikan adalah menempatkan sudut pandang dan urutan ceritanya,” ujar dia.

Dia lalu menyarankan jika kunci menulis bagus adalah dengan memperbanyak membaca. Kalau literasinya kuat, tulisan yang menjadi baik dan berkarakter.

Baca juga: Temukan Satu Gagasan Utama, Mulailah Menulis!

“Diksi yang ditulis juga beragam. Tidak mengulang-ulang,” ucap jurnalis dan trainer yang tersertifikasi Google News Initiative ini.

Agus Wahyudi juga memberi catatan dari praktik menulis ini. Kata dia, para mubligh perlu memperdalam deskripsi dalam tulisan.

Dia juga menyarankan agar dalam menulis agar lebih sabar, tidak terburu-buru untuk segera mengakhiri.

“Jika mengalami kebuntuan, coba baca lagi alenia di atasnya. Lalu pilih mana yang bisa dijelaskan atau dideskripsikan,” saran dia.

Ahmad Najih Hidayat, anggota Majelis Tabligh PDM Kota Mojokerto mengaku senang mengikuti pelatihan ini.

“Saya senang ada review berita yang kita bikin. Ini beda dengan pelatihan yang pernah saya ikuti. Padahal review itu penting. Sebagai penambah penyemangat kita dalam proses menulis,” tutur dia.

Tak berasa, tiga setengah jam berlalu. Sesi praktik menulis pun harus diakhiri. Banyak peserta merasa kurang puas.

“Perlu diadakan (pelatihan, red) lagi,” celetuk beberapa peserta workshop.

Baca juga: Majelis Tabligh Gelar Creative Writing di Hotel Kapal Garden

Slamat Muliono Redjosari lantas menanggapi usulan peserta workshop. Dia menegaskan jika Majelis Tabligh PWM Jatim memang mengagendakan rencana tindak lanjut (RTL).

“Kita akan turba ke tujuh wilker (wilayah kerja, red) di Jatim. Nama-nama daerahnya sudah kita petakan. Insya Allah, tahun depan bisa dilaksanakan,” ungkap dia.

Dari praktik menulis ini, panitia memberikan apresiasi kepada para peserta dengan memberi voucher dan buku. (ded)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini