*) Oleh: Nanang Eko Nurcahyanto, S.Pd
Sekretaris Tabligh Muhammadiyah PDM Trenggalek
Sahabat fillah..
Tahu nggak bahwa dalam pernikahan itu kadang ada satu hal yang suami istri abaikan. Dan hal ini apabila dibiarkan terus menerus maka dampaknya akan bisa menimbulkan perdebatan, pertikaian atau bahkan perceraian. Wow, ngeri bukan?
Dan ketika perceraian sudah menjadi pelabuhan terakhir bagi pasangan tersebut, artinya keduanya sudah tidak lagi boleh melakukan hubungan suami istri.
Jangankan itu, bahkan hanya sekadar berkhalwat atau bermesraan layaknya dilakukan sebelum bercerai dulu saja, hukumnya haram!
Sementara perceraian dalam Islam itu merupakan sesuatu yang makruh atau dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tentunya bisa membuat setan keplok-keplok kegirangan karena misi besarnya tercapai. Apa itu ? Menjadikan pasangan suami istri bercerai.
Sebagaimana dalam hadis Riwayat Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ
“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”.
Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatu pun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813)
So, apa sih sebenarnya penyebabnya ?
Ternyata, penyebabnya adalah ngobrol! Lho, kok bisa ngobrol jadi penyebab terjadinya perpisahan? Memangnya ngobrol tentang apa?
Jadi gini ya sahabat fillahku…
Kadang tuh namanya suami atau istri sama-sama saling memiliki ekspektasi yang terlalu besar terhadap pasangannya. Sang suami punya harapan, demikian juga sang istri yang juga punya harapan.
Contoh kasus, suatu ketika sang suami baru pulang kerja. Nah wajar dong kalau dia berharap istrinya bakal langsung menyambutnya dengan senyuman ramah, membuatkan secangkir kopi, menyajikan makanan kesukaan, menyiapkan air hangat untuk mandi dan sebagainya.
Eh, rupanya, alih-alih si istri menyambutnya dengan senyuman, dia malah hanya bersikap dingin, tak menyambutnya, menyalahkan. Bahkan langsung marah-marah dan mengomel karena dampak kenakalan si anak.
Sebaliknya, ketika sang istri memiliki masalah di dalam rumah, entah dalam hal pekerjaan rumah tangganya, kesibukannya, kondisi fisiknya yang lelah dan sebagainya.
Dia berharap suaminya bakal mau mendengarkan keluh kesahnya, membantu menemani anak-anaknya bermain dan belajar, menghibur dan memberikannya semangat.
Eh lah dalah, rupanya sami mawon alias sama saja! Alih-alih mau mengerti, ternyata suaminya malah sibuk sendiri dengan gadgetnya, main game lah, scroll-scroll instagram atau aplikasi Tik-Toknya lah.
So, sampai di sini sahabat paham kan betapa kompleksnya menjalin hubungan tanpa membangun komunikasi yang baik?
Baik, mari kita perjelas lagi tema kita: Ngobrol bersama pasangan. Yah, meskipun terkesan sepele, namun ternyata hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting.
Maka mulai hari ini, ayolah, come on! Kita atur jadwal supaya bisa ngobrol santai bersama pasangan kita pada momen dan suasana yang pas tentunya.
Kita ceritakan ekspektasi kita dan harapan-harapan kita terhadap pasangan kita. Maka besar harapannya hal ini akan meminimalisasi rasa kecewa dan kesalahpahaman, serta semakin mempererat hubungan kita dengan pasangan kita.
Wallahu a’lam bis showaab. (*)