Baldatun Thayyibatun
foto: wikipedia
UM Surabaya

*) Oleh: Drs. Hasanuddin, M.Ag
Anggota Majelis Tabligh PWM Jawa Timur

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ، اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةُ الْمُجَاهِدِيْنَ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الرَّسُوْلِ الْآمِيْنِ، وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ مِنَ الْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرِيْنَ وَمَنْ اتَّبَعَهُمْ مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ. (سبأ\34: 15)

Jamaah Jumat rahimakumullah

Sudah sepatutnya kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat-Nya yang begitu banyak kepada kita, nikmat bertakwa kepada Allah SWT yang utama, sehingga selalu mendapat keberkahan dan kebaikan yang tak pernah putus dalam hidup ini.

Selawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Allah menyatakan dalam Alquran bahwa setiap kita memiliki kewajiban untuk mewujudkan negeri yang baik, nyaman, dan aman untuk semua anak negeri dan Tuhan Yang Maha Pengampun rida kepada penduduknya.

Keadaan negeri yang menjadi dambaan dan impian seluruh manusia. Negeri yang selaras antara kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya. Negeri yang penduduknya subur dan makmur, namun tidak lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT.

Di Indonesia khususnya, dapat kita temukan para pendahulu telah menyusun beberapa rumusan tentang konsep Baldatun Thayibatun (Negeri yang Baik), ada dikenal dengan sebutan “Baldah Thoyyibah, Bub’ah Mubarakah atau Qoryah Hasanah dan lain-lain.

Sebagaimana seorang pembangun, segala metode telah dilaksanakan; yang tinggi direndahkan, yang rendah ditinggikan, yang jauh didekatkan, semua potensi dikerahkan, namun sampai sekarang hal tersebut tak kunjung datang, jauh panggang dari api, sebab utama adalah faktor iman.

Kalau imannya kuat dan mantap tak akan terjadi penyelewengan yang dapat berakibat fatal sekali. Hal yang gampang mempengaruhi iman itu dapat melalui pergaulan, lingkungan masyarakat yang cenderung dalam kehidupan dekadensi moral dengan semua akibatnya, maupun kedurhakaan-kedurhakaan lainnya, seperti syirik, bid’ah, khurafat dan tahayul.

Manusia dalam hidup bermasyarakat ini ada suatu keharusan untuk berpegang pada keyakinan iman yang mantap dan ketakwaannya kepada Allah SWT, jelas sekali, sudah diisyaratkan dalam Alquran maupun di dalam hadis.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini