Jangan Berputus Asa Menghadapi Ujian Hidup
Ilustrasi: moh.gov.rw
UM Surabaya

*) Oleh: Farid Rosyidi
Sekretaris Majelis Tabligh PDM Jember

Beberapa hari lalu, kita dikejutkan dengan kabar seorang guru sekolah dasar di Kabupaten Malang bernama Wahab (40) yang mengajak istri dan salah satu anak bungsunya untuk mengakhiri hidup bersama-sama.

Kejadian tragis tersebut pertama kali diketahui oleh anak sulung Wahab yang tak lain merupakan kembaran si bungsu yang saat itu turut serta mengakhiri hidupnya dalam insiden tragis tersebut.

Kejadian ini mengejutkan para tetangga di sekitar tempat tinggal mereka, mengingat keluarga ini terkenal ramah, terlebih Wahab selaku kepala keluarga dikenal sebagai pribadi yang agamis.

Bahkan Wahab sangat rajin salat berjamaah di masjid dekat kontrakannya. Salah seorang tetangga yang juga jamaah di masjid tersebut, mengatakan bahwa terakhir kali melihat Wahab salat berjamaah di masjid dan tidak menunjukkan gelagat yang aneh.

Berdasarkan penuturan para tetangga di sekitar kontrakan Wahab dapat disimpulkan bahwasanya keluarga ini merupakan keluarga yang agamis, harmonis, ramah dan suka berbaur dengan tetangga sekitar. Adapun motif Wahab beserta istri dan anaknya mengakhiri hidup ialah karena terlilit utang.

Di zaman yang serba sulit seperti sekarang, banyak alasan yang digunakan orang untuk mengakhiri hidup mereka dengan dalih melepaskan diri dari kesulitan. Padahal, mengakhiri hidup bukanlah solusi tepat dalam menghadapi situasi sulit.

Sebagai seorang muslim, kita meyakini bahwasanya bunuh diri merupakan tindakan yang dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Bahkan dalam QS. An-Nisa: 29-30 Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا
وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ عُدْوَانًا وَّظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَارًا ۗوَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. [29] Siapa yang berbuat demikian dengan cara melanggar aturan dan berbuat zalim kelak Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [30]”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini