Nilai Seorang Muslim Terletak pada Salatnya
foto: thethinkingmuslim.com
UM Surabaya

Diriwayatkan Abu al-A’liyah rahimahullah pernah berkata:

كنت أرحل إلى الرجل مسيرة أيام لأسمع منه ، فأتفقد صلاته ، فإن وجدته يحسنها ، أقمت عليه ، وإن أجده يُضيِّعُها ، رحلت ولم أسمع منه ، وقلت : هو لما سواها
أضيع

”Aku sanggup bermusafir berhari-hari untuk mendengar hadith daripada seseorang dan perkara yang pertama akan aku semak tentang dirinya ialah salatnya. Sekiranya aku mendapati salatnya dilakukan dengan baik maka aku pun duduk mendengar daripadanya dan jika aku mendapati dia lalai maka aku pun beredar meninggalkannya dan tidak akan mendengar daripadanya. Aku selalu berkata, “Jika dia dengan salat pun lalai tentu dengan perkara selainnya maka dia akan lebih lalai.’

*Abu al-A’liyah merupakan salah seorang tabiin yang merupakan murid para sahabat seperti Ubay bin Ka’ab . (Al-Rihlah fi Talab al-hadith, Khatib Al-Baghdadi)

Ar-Rabi’ bin Khaitsam dahulu dituntun salat, sedang ia sedang al falij (lumpuh setengah badan).

‏كان الربيع بن خثيم يقاد إلى الصلاة وبه الفالج( شلل نصفي ) فقيل له : قد رخص لك . قال : إني أسمع : “حي على الصلاة ” فإن استطعتم أن تأتوها ولو حبوا .

– سير أعلام النبلاء ( ٢٦٠/٤

“Maka dikatakan kepadanya, “Sungguh engkau sudah punya rukhsah (keringanan).”

Maka Rabi’ bin Khaitsam berkata, “Sungguh aku masih mendengar Hayya ‘Alash Shalah”, maka usahakanlah bila kalian sanggup untuk mendatanginya walaupun dalam keadaan merangkak.”

” إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ ” .

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah salatnya. Apabila salatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila salatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari salat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan salat sunnah?’ Maka salat sunah tersebut akan menyempurnakan salat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”

Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud no. 864, Ahmad 2: 425, Hakim 1: 262, Baihaqi, 2: 386. Al Hakim mengatakan bahwa sanad hadis ini sahih dan tidak dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, penilaian sahih ini disepakati oleh Adz Dzahabi)

Jangan Meremehkan Salat

من ضيعها فهو لما سواها أضيع

Barang siapa yang berani meremehkan salat maka dia dengan yang lainnya akan lebih berani meremehkannya

Imam Ahmad rahimahullah juga mengatakan perkataan yang serupa, “Setiap orang yang meremehkan perkara salat, berarti telah meremehkan agama.

Seseorang memiliki bagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap salat lima waktu.

Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan salat lima waktu.

Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah, sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam.

Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan kadar salat dalam hatimu.” (*/tim)

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini