Urgensi Moderasi Beragama
foto: groundviews.org
UM Surabaya

*) Oleh: Muhammad Ali Wava S.Ag,
Musrif MBS Al-Muttaqin Gedangsari, Alumni Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Yogyakarta

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 143:

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا

“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Ayat ini mengingatkan kepada kita semua bahwa Allah SWT memberi petunjuk pada umat-Nya untuk senantiasa menjadi umat yang wasathiyah yakni umat yang moderat, umat yang proporsional, berada di tengah dalam berbagai hal, khususnya moderat dalam beragama.

Allah memerintahkan kepada kita untuk tidak beragama secara ekstrem, baik ekstrem kanan maupun berlarut pada ekstrem kiri.

Dalam beragama pun, Allah juga memerintahkan untuk tidak berlebih-lebihan yang diistilahkan dengan “ghuluw”.  Allah SwT berfirman dalam QS An-Nisa ayat 171:

يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ وَلَا تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّ

“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.” 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Salah satu tantangan umat Muslim saat ini adalah menguatnya pemahaman ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme.

Jika kita lihat dari perspektif sosiologi agama, maka ekstrimisme dan radikalisme berpotensi menular ke semua pemeluk agama, tidak hanya Islam, agama-agama lain pun juga ikut terpengaruh.

Meskipun agama pada dasarnya tidak mengajarkan kekerasan dan kebengisan, akan tetapi harus diakui bahwa sebagian oknum umat beragama yang menjadi pelaku tindakan kekerasan dan teror sering menyandarkan tindakannya pada ajaran-ajaran suci dari agama mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini