Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya atau penutupnya. Hasil dari suatu perbuatan akan ditentukan oleh keadaan akhir atau penutupannya, baik itu penutup akhir hayat, penutup suatu periode, atau penutup dari suatu amalan.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
عن سهل بن سعد ـ رضي الله عنه ـ أن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
“إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالخَوَاتِيمِ”
Dari Sahl bin Sa’d as-Sa’idi radhiyallāhu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada penutupnya (akhir hayatnya).”
(HR Bukhārī no. 6607, Muslim no. 112)
Penutup amalan yang paling utama adalah akhir hayat atau husnul khatimah (berakhir dengan kebaikan). Seseorang yang beramal jelek lalu beralih beramal baik hingga akhir hayatnya, maka ia dinilai sebagai orang yang bertaubat dan akan mendapatkan balasan baik. Sebaliknya, jika seseorang berpindah dari iman menjadi kufur di akhir hayatnya, ia dianggap murtad.
Pentingnya Istikamah, mengingatkan untuk tidak merasa aman dengan amalan yang sudah dilakukan, karena belum tentu diterima. Penting untuk menjaga kontinuitas amalan baik, dan berusaha untuk menutup hidup dengan penutup terbaik.
Amalan yang dilakukan manusia, baik kebaikan maupun keburukan, akan mendapatkan balasan atas penutupannya. Kebaikan di akhir hayat dapat menghapus kekafiran, demikian pula kekufuran di akhir hayat dapat membatalkan amal kebaikan.
Penutupan akhir hayat seseorang adalah rahasia Allah, tetapi hadis ini mengingatkan agar selalu waspada dan terus memohon kebaikan kepada Allah hingga akhir hayat.
Barakallahu fiikum.
