Bahaya Ulama yang Bersujud pada Dunia: Pelajaran dari Kisah Bal‘am bin Bā‘ūrā’

Bahaya Ulama yang Bersujud pada Dunia: Pelajaran dari Kisah Bal‘am bin Bā‘ūrā’
*) Oleh : Moh. Mas’al, S.HI, M.Ag
Kepala Sekolah SMP AL Fattah dan Anggota MTT PDM Kab Sidoarjo
www.majelistabligh.id -

Sejarah umat manusia mencatat bahwa tidak semua ulama mampu menjaga amanah ilmunya. Sebagian tergelincir oleh bujukan dunia, kedudukan, dan nafsu yang menyesatkan. Kisah Bal‘am bin Bā‘ūrā’, yang diabadikan al-Qur’an dalam surah al-A‘rāf, adalah cermin pahit bagaimana seorang alim besar yang memiliki doa mustajab, akhirnya jatuh hina karena berpaling dari kebenaran.

Kisah ini adalah peringatan keras, bukan hanya bagi umat, tetapi lebih-lebih bagi ulama di setiap zaman.

Bal‘am dalam al-Qur’an

Allah berfirman:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ ۝ وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ…

(QS. al-A‘rāf [7]: 175–176)

Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm, ayat ini turun tentang Bal‘am bin Bā‘ūrā’, seorang alim Bani Israil yang awalnya diberi ilmu dan tanda-tanda kebenaran. Namun ia انسلخ منها — melepaskan diri dari ayat-ayat Allah — sehingga setan menyesatkannya. Allah mengibaratkan dirinya seperti anjing yang selalu menjulurkan lidah, simbol kerakusan dunia yang tak pernah puas.

Kisah Singkat Bal‘am bin Bā‘ūrā’

Dalam riwayat tafsir, disebutkan bahwa Bal‘am mengetahui Ismullāh al-A‘zham, nama Allah yang agung, sehingga setiap doa yang ia panjatkan dikabulkan. Saat Nabi Musa ‘alaihissalām mendekati wilayah Kan‘an, para pemimpin zalim meminta Bal‘am melaknat Musa.

Awalnya ia menolak, namun setelah dirayu dengan harta dan kedudukan, ia menuruti bujukan itu. Ia berdoa melawan Musa, tetapi justru doa itu berbalik menimpa kaumnya sendiri. Setelah itu ia semakin jauh dari petunjuk, sampai meninggal dalam kehinaan.

Al-Qurthubi menegaskan: Bal‘am adalah gambaran ulama su’ (ulama jahat) yang menjual ilmunya demi dunia.

Pelajaran Bagi Ulama Hari Ini

Kisah Bal‘am adalah pelajaran universal. Ia memperingatkan bahwa ulama bisa saja tergelincir jika lebih memilih dunia ketimbang amanah agama.

  1. Ilmu tidak menjamin keselamatan – Ilmu harus diiringi dengan iman dan ketakwaan. Tanpanya, ilmu bisa menjadi alat kebinasaan.
  2. Ulama yang bersujud pada dunia lebih berbahaya daripada musuh luar – Karena mereka menghancurkan agama dari dalam tubuh umat.
  3. Hawa nafsu adalah pintu kehancuran – Saat ulama tunduk pada kekuasaan dan kepentingan duniawi, maka hilanglah kewibawaan ilmunya.
  4. Allah bisa meninggikan dan menghinakan ulama dengan ilmu – Jika digunakan dengan benar, Allah angkat derajatnya. Jika disalahgunakan, Allah hinakan.

Sebagaimana pesan al-Hasan al-Bashri:

إن هذا العلم دين، فانظروا عمن تأخذون دينكم

“Ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”

Bal‘am bin Bā‘ūrā’ adalah simbol ulama yang kehilangan integritas. Ilmunya tidak lagi menyelamatkan, bahkan menjadi sebab kehancuran dirinya. Bagi para ulama dan penuntut ilmu hari ini, kisah ini menjadi peringatan keras: jangan pernah menjual ayat Allah untuk dunia.

Bahaya terbesar bukan hanya datang dari musuh luar, tetapi dari ulama yang bersujud pada dunia. Mereka adalah cermin Bal‘am di zaman ini. (*)

Referensi

  1. Ibn Katsir, Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aīm, Beirut: Dār al-Ma‘rifah.
  2. Al-Qurthubi, al-Jāmi‘ li Akām al-Qur’ān, Kairo: Dār al-Kutub al-Miṣriyyah.
  3. Al-Ṭabarī, Jāmi‘ al-Bayān ‘an Ta’wīl Āy al-Qur’ān, Beirut: Mu’assasah al-Risālah.
  4. Al-Baghawi, Ma‘ālim al-Tanzīl, Riyadh: Dār Ṭayyibah.
  5. Al-Suyuthi, al-Durr al-Manthūr fī al-Tafsīr bi al-Ma’tsūr, Beirut: Dār al-Fikr.

 

Tinggalkan Balasan

Search