Dalam acara Baitul Arqam yang diselenggarakan di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya pada Senin (10/3/2025), Ustaz Muhammad Roissudin, M.Pd, mengingatkan ratusan siswa kelas XII untuk tidak menjadikan Android atau teknologi lainnya sebagai “tuhan” yang mengalahkan Allah SWT. Ia menekankan pentingnya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang wajib diimani.
Anggota Majelis Tablig PW Muhammadiyah Jatim itu mengutip hasil riset Jaringan Penyedia Platform Media Sosial yang menyebutkan bahwa mayoritas pengguna Android pada usia produktif menghabiskan waktu untuk beraktivitas di dunia maya sebanyak 500-600 kali dalam 24 jam.
“Artinya, setiap dua hingga tiga menit, kita menggunakan Android untuk berbagai aktivitas di dunia maya,” ujarnya.

Menurutnya, jika hal ini tidak segera disikapi dengan bijak, maka para pengguna Android telah menjadikan Android sebagai sesembahan.
“Sesungguhnya, jika tidak bijak, kita telah menuhankan ‘Setan Gepeng’ berupa Android,” tegasnya di depan ratusan siswa.
Dalam kegiatan ini, M Roissudin, yang juga seorang mahasiswa doktoral di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengajak generasi muda untuk memanfaatkan media sosial untuk kegiatan dakwah.
Baca juga: Islam dan Teknologi: Menyambut Era Digital dengan Hikmah
“Gen-Z harus ambil peran dalam mengisi ruang media sosial untuk kegiatan dakwah di kalangan muda,” ujarnya saat menyampaikan materi bertema “Menguatkan Nilai Tauhid di Era Teknologi.”
Ia lantas menekankan pentingnya penguatan tauhid bagi generasi muda agar tidak mudah terpengaruh oleh dampak negatif teknologi. Ia juga mengajak para siswa untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial sebagai sarana dakwah dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan.
“Setiap kita bisa menyampaikan dakwah dan nilai kebaikan, sekecil apa pun itu,” tambahnya.
Adelia Charisa Putri, siswi kelas XI.3, mengungkapkan komitmennya untuk memanfaatkan Android secara positif. “Misalnya, dengan membagikan hadis-hadis atau quote of the day yang menginspirasi,” ujarnya.
Ia berjanji untuk menjadikan grup WhatsApp di Androidnya sebagai ladang dakwah dan media untuk meningkatkan ilmu pengetahuan Islam. “InsyaAllah, melalui grup WA di Android saya akan meningkatkan literasi Keislaman,” pungkasnya.
Senada dengan Adelia, Zidan, siswa kelas XII, juga berkomitmen untuk menggunakan media sosial secara bijak. Ia menyadari bahwa media sosial dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi dan mengatasi ketertinggalan dalam ilmu pengetahuan.
“Salah satu cara menjadikan Ramadan lebih produktif adalah dengan memperbanyak amal dan belajar. Jika kita tak sanggup menahan beratnya menuntut ilmu, maka sanggupkah kita menahan sakitnya kebodohan?” ungkapnya, mengutip kata mutiara Imam Syafi’i.
Wakil Kepala SMA Muhammadiyah 3 Surabaya, Nafiuddin, M.Pd menegaskan, kegiatan Baitul Arqam ini merupakan program tahunan di bulan Ramadan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan literasi siswa agar mereka tetap produktif selama bulan suci.
“Kami ingin siswa tidak hanya berpuasa secara fisik, tetapi juga memanfaatkan momentum Ramadan untuk berpikir produktif dan terus belajar,” jelasnya.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para siswa semakin sadar akan pentingnya memanfaatkan teknologi secara bijak. Baitul Arqom menjadi ajang refleksi bagi generasi muda untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tauhid di era digital yang penuh tantangan.
Audien semakin antusias mengikuti kegiatan Baitul Arqom karena setiap siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari narasumber berkesempatan mendapatkan hadiah berupa buku menarik yang ditulis oleh tokoh Muhammadiyah. (red/tim)