Ketenangan sejati justru hadir ketika kita mempu melepas harapan terhadap penghormatan manusia. Kita berbuat baik bukan karena ingin dipuji, tetapi karena ingin menjaga hati dan menunaikan amanah.
Ketika sesorang mampu bersikap ikhlas, ia tidak akan mudah tersinggung saat diabaikan dan tidak mudah sombong saat dihargai. Tetap berjalan dengan mantap, sebab pijakannya bukan karena manusia, melainkan nilai yang ia pegang.
Belajar untuk tidak dihormati bukan berarti merendahkan diri sendiri secara berlebihan. Justru melatih agar tetap rendah hati, kuat, dan stabil. Hanya yang hatinya ikhlas dan lapang yang mampu melangkah tanpa membutuhkan sorotan. Dan dari kelapangan itulah lahir kebijaksanaan.
Kalimat “Belajarlah untuk tidak dihormati” terdengar provokatif, tapi sebenarnya bisa dibaca sebagai ajakan untuk melatih kerendahan hati dan keteguhan diri. Banyak orang ingin dihormati, namun jika kita hanya hidup untuk mencari penghormatan, kita mudah kecewa. Justru dengan belajar tidak dihormati, kita berlatih:
• Ikhlas: Tidak menggantungkan harga diri pada pandangan orang lain.
• Tangguh: Tidak rapuh ketika diremehkan atau diabaikan.
• Reflektif: Menyadari bahwa penghormatan sejati datang dari Allah dan dari manfaat yang kita berikan, bukan dari pujian manusia.
* Membebaskan: Kita bisa fokus memberi, melayani, dan berguna tanpa menunggu balasan berupa hormat.
Dalam tradisi Qur’ani, ada pesan bahwa manusia diciptakan bukan untuk sempurna, melainkan untuk berguna. Maka, belajar untuk tidak dihormati berarti melatih diri agar tetap berguna meski tidak selalu mendapat pengakuan.
Tidak ada ayat Al-Qur’an yang secara eksplisit berbunyi “belajarlah untuk tidak dihormati.” Namun, banyak ayat yang menegaskan agar manusia tidak menggantungkan diri pada penghormatan orang lain, melainkan fokus pada keikhlasan, kesabaran, dan ridha Allah. Pesan ini sejalan dengan gagasan belajar untuk tidak dihormati: melatih hati agar tetap teguh meski tidak mendapat pengakuan dari manusia.
Ayat-ayat relevan
1. QS. Al-Baqarah 2:264
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan lebat sehingga tinggallah (batu) itu licin kembali. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum kafir.
Ayat ini mengingatkan bahwa amal bukan untuk mencari penghormatan manusia, melainkan untuk Allah.
2. QS. Al-Insan 76:9
اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا
Artinya: (Mereka berkata,) “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanya demi rida Allah. Kami tidak mengharap balasan dan terima kasih darimu.
Menegaskan sikap ikhlas: berbuat baik tanpa menuntut penghormatan.
3. QS. Al-Ankabut 29:2
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
Artinya: Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?
Ujian berupa tidak dihormati atau diremehkan adalah bagian dari perjalanan iman.
4. QS. An-Nisa 4:86
وَاِذَا حُيِّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَآ اَوْ رُدُّوْهَا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا
Artinya: Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (salam), balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah dengan yang sepadan. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu.
Ayat ini menekankan etika sosial: kita membalas hormat dengan baik, tapi tidak diperintahkan untuk menuntut dihormati.
Inti Pesan
* Penghormatan manusia bukan tujuan hidup. Yang utama adalah keridhaan Allah.
* Ikhlas dan sabar adalah kunci ketika usaha kita tidak dihargai.
* Ujian iman sering berupa diremehkan atau tidak dihormati, dan itu justru melatih keteguhan hati. (*)
