*)Oleh: Sigit Subiantoro
Anggota Majelis Tabligh PDM Kabupaten Kediri
Menjaga kebenaran memang berat, karena sering berbenturan dengan kepentingan pribadi, tekanan sosial, atau bahkan resiko yang mengancam. Namun kebenaran adalah fondasi moral yang penting untuk ditegakkan, dan perjuangan untuk itu, meski berat, adalah sebuah keharusan.
Mengungkap kebenaran bisa jadi merugikan diri sendiri, seperti kehilangan jabatan, relasi, atau bahkan keamanan. Oleh karena itu, banyak orang memilih menutupi kebenaran demi keuntungan pribadi.
Bisa jadi lingkungan sekitar tidak mendukung pengungkapan kebenaran, bahkan menuntut untuk menyembunyikannya. Hal ini bisa membuat seseorang merasa terisolasi dan tertekan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang mencampuradukkan kebenaran dan kebatilan dan menyembunyikan kebenaran, sebagaimana firman Allah,
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَـقَّ بِا لْبَا طِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَـقَّ وَاَ نْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.”
(QS Al-Baqarah: 42)
Mengungkap kebenaran, terutama yang melibatkan pihak-pihak yang kuat atau korup, bisa mendatangkan ancaman fisik atau reputasi. Banyak kasus pembungkaman aktivis dan jurnalis yang mengungkap kebenaran menjadi contoh nyata.
Menjaga kebenaran membutuhkan keberanian, ketegasan, dan kesabaran. Seseorang mungkin harus menghadapi ketakutan, keraguan, dan tekanan emosional yang besar.
Kebenaran adalah kunci menegakkan keadilan. Pengungkapan kebenaran membantu memastikan bahwa hak-hak setiap orang terlindungi. Kebenaran adalah nilai moral penting. Menjaga kebenaran membantu menjaga moralitas dan integritas individu dan masyarakat.
Oleh karena itu, meskipun berat, menjaga kebenaran adalah sebuah kewajiban moral yang harus diperjuangkan. Penting untuk memiliki keberanian, ketegasan, dan dukungan dari lingkungan yang mendukung menjaga kebenaran.
Semoga bermanfaat. (*)
