Berpegang teguh pada ajaran Islam adalah kunci pencegahan dan penyebaran penyakit HIV/AIDS. Peringatan Hari AIDS sedunia setiap tanggal 1 Desember, menjadi momen yang tepat untuk selalu mengingatkan agar kita semua menjauhi perbuatan yang sangat berpotensi tertularnya penyakit yang sangat mematikan ini.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sel darah putih dalam tubuh (limfosit) serta dapat mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Karena itu, berbagai penyakit rentan memasuki tubuh dan sulit untuk disembuhkan. Jika virus ini semakin menyebar, maka akan menimbulkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), yakni penyakit yang timbul karena faktor turunnya gejala tubuh.
Hari AIDS sedunia diperingati mulai tahun 1988, yang diawali pada usulan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Menteri Kesehatan sedunia pada tahun 1988, peringatan ini untuk mengampanyekan perlunya hidup dan kehidupan sehat untuk pencegahan AIDS pada masyarakat sedunia.
Pemuka agama pun ikut mengkampayekan perlunya mencegah tertularnya penyakin ini. Beberapa langkah yang sangat penting dilakukan untuk mencegah HIV dan AIDS ini adalah dengan mengikuti sunnah nabi serta menjadikannya sebagai pedoman. Beberapa langkah tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, menikah bagi yang sudah mampu. Hal ini untuk agar seseorang dapat melampiaskan nafsunya dengan halal. Rasulullah bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Hai sekalian pemuda, barang siapa di antara kalian sudah memiliki kemampuan, segeralah menikah, karena menikah dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa belum sanggup menikah, berpuasalah, karena puasa akan menjadi benteng baginya”. (HR. Muttafaq Alaih)
Kedua, setia kepada pasangan. Faktor ini menjadi pertimbangan karena perilaku menyimpang menjadi faktor yang paling dominan dalam penyebaran virus HIV. Sebab penularan penyakit ini terjadi melalui kontak secara langsung antara aliran darah dengan dengan cairan tubuh yang mengandung HIV.
Ketiga, pendidikan seks bagi remaja. Dewasa ini untuk menemukan konten dewasa tidaklah sulit bagi remaja, sebab itu edukasi seksual penting bagi seorang remaja dalam rangka menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Keempat, menghindari penggunaan narkoba. Infeksi HIV menyebar secara mudah bila orang memakai alat suntik secara bergantian dalam penggunaan narkoba. Penggunaan alat suntik bergantian juga bisa menularkan virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan penyakit gawat lain.
Kelima, memberikan bantuan pada penderita HIV/AIDS. Ajaran Islam adalah rahmatan lil alamin, dengan demikian kasih sayang dan keadilan harus merata kepada seluruh makhluk tanpa pandang bulu.
Dalam al-Qur’an surah at-Taubah ayat 6 disebutkan:
وَاِنْ اَحَدٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ اسْتَجَارَكَ فَاَجِرْهُ حَتّٰى يَسْمَعَ كَلٰمَ اللّٰهِ ثُمَّ اَبْلِغْهُ مَأْمَنَهٗ ۗذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُوْنَ
“Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. (Demikian) itu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui.”
Ayat di atas mengajak kita untuk memberi perlindungan pada orang musyrik, jika ia meminta perlindungan. Ini artinya, jika orang musyrik saja harus ditolong, apalagi dengan penderita HIV yang kondisinya sedang membutuhkan bantuan. (*/nun)
