Senin (8/9/2025) sore, ada rasa haru sekaligus bangga yang menyelimuti hati saya. Sahabat saya, Dr. H. Dahnil Anzar Simanjuntak, SE, ME, yang akrab disapa Bang Anin, baru saja dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri Haji dan Umrah. Bagi sebagian orang, pelantikan pejabat barangkali hanya sebatas seremoni kenegaraan. Namun, bagi saya pribadi, momen ini adalah bagian dari perjalanan panjang seorang sahabat yang saya kenal cukup dekat, yang tumbuh, berjuang, dan menapaki jalan panjang hingga sampai di titik ini.
Awal Perkenalan di Pemuda Muhammadiyah
Saya pertama kali mengenal Bang Anin ketika sama-sama aktif di organisasi Pemuda Muhammadiyah. Saat itu, periode kepengurusan 2014–2018, beliau menjabat sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, sementara saya mengemban amanah sebagai Bendahara PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur. Dari forum-forum resmi hingga obrolan santai selepas agenda organisasi, saya menemukan bahwa Bang Anin adalah sosok yang visioner, cerdas, dan bernas menyusun gagasan. Kala itu, ia aktivis kepemudaan yang paling ‘diburu’ media.

Dalam setiap rapat, ia selalu berusaha menghadirkan perspektif yang tajam sekaligus membumi. Ia bukan hanya pemimpin yang mampu memotivasi, tetapi juga seorang sahabat yang egaliter, yang tidak segan mendengar pendapat orang lain, bahkan dari kader paling muda sekalipun. Dari situlah benang merah pertemanan kami terjalin, yang terus berlanjut hingga setelah purna pengabdian kami di Pemuda Muhammadiyah.
Jalan Politik dan Dinamika Pilpres 2019
Karier Bang Anin makin menanjak ketika Indonesia memasuki masa persiapan Pilpres 2019–2024. Ia dilamar oleh Sandiaga Uno, calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto, untuk menjadi Koordinator Juru Bicara Tim Kampanye Nasional. Penunjukan ini tidak mengejutkan saya. Dengan kepiawaiannya dalam berbicara, membangun narasi, dan mengartikulasikan gagasan, ia memang sosok yang tepat untuk posisi itu.
Walau akhirnya pasangan Prabowo–Sandi harus mengakui kemenangan pasangan Joko Widodo–Ma’ruf Amin, pengalaman Bang Anin dalam panggung politik nasional semakin mengasah kematangannya. Ia belajar langsung bagaimana mengelola opini publik, bagaimana membangun komunikasi politik, dan bagaimana menghadapi dinamika yang keras sekaligus penuh intrik.
Dari Aktivis ke Juru Bicara Pertahanan
Ketika peta politik berubah dan Prabowo Subianto masuk ke dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertahanan, Bang Anin pun kembali dipercaya mendampingi. Ia diangkat sebagai Staf Khusus sekaligus Juru Bicara Menteri Pertahanan. Tugas ini, tentu saja, tidak ringan. Ia yang berlatar belakang dosen ekonomi dan aktivis Islam harus berbicara tentang isu-isu pertahanan negara.
Saya masih ingat ketika saya menemuinya di kantor Kemenhan. Dengan penuh kesungguhan, Bang Anin bercerita bagaimana ia melahap puluhan buku bertema politik pertahanan hanya dalam dua hingga tiga bulan. Ia bahkan “puasa bicara” di ruang publik untuk sementara, karena harus benar-benar menyiapkan diri.
“Saya harus kuasai dulu substansi, baru bicara,” begitu kurang lebih pengakuannya. Itulah Bang Anin—orang yang selalu serius, gigih, dan tidak setengah-setengah dalam menunaikan amanah.
Tantangan Baru: Wakil Menteri Haji dan Umroh
Kini, perjalanan panjang itu mengantarkan Bang Anin ke medan baru: Wakil Menteri Haji dan Umroh mendampingi Muhammad Irfan Yusuf alias Gus Irfan sebagai Menterinya. Tugas ini sangat strategis sekaligus penuh tantangan. Kita semua tahu, penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia adalah persoalan besar yang kompleks. Antrean panjang, keterbatasan kuota, layanan yang belum sepenuhnya memuaskan jamaah, hingga persoalan integritas yang mencuat ke publik akibat kasus korupsi kuota haji di masa lalu yang kasusnya hingga saat ini masih trending topic.
Namun, saya percaya, Bang Anin tidak akan gentar. Ia bersama timnya telah menyiapkan konsep besar penyelenggaraan haji yang berorientasi pada 3 sukses, yakni sukses ibadah, sukses ekonomi, dan sukses membangun peradaban. Konsep ini menegaskan bahwa haji tidak semata ibadah ritual individual, melainkan juga momentum kolektif umat. Dari haji, lahir perputaran ekonomi, jejaring sosial, dan kontribusi peradaban Islam yang lebih luas.
Harapan dan Optimisme
Sebagai teman, tentu saya menaruh harapan besar agar Bang Anin mampu menjalankan amanah baru ini dengan penuh integritas. Saya melihat sendiri bagaimana ia selalu menempatkan tanggung jawab di atas kepentingan pribadi. Rekam jejaknya dari aktivis mahasiswa, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, juru bicara nasional, Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), tokoh sentral ormas Matahari Pagi Indonesia (MPI), hingga kini Wakil Menteri, menunjukkan konsistensi dan keberanian untuk menghadapi tantangan baru.
Di banyak kesempatan, saya juga merasa bersyukur bisa ikut serta dalam sebagian perjalanan itu. Termasuk ketika sama-sama terlibat dalam gerakan relawan Matahari Pagi Jawa Timur pada Pilpres 2024, di mana saya diamanahi sebagai Panglima Daerah Jatim untuk pemenangan pasangan Prabowo–Gibran. Selepas itu, saya dipercaya menjadi Sekretaris Bidang Pendidikan PB Matahari Pagi Indonesia (MPI), ormas yang didirikan Bang Anin. Semua ini memperkuat keyakinan saya bahwa ia bukan hanya pemimpin, tetapi juga penggerak yang mampu merajut sinergi di berbagai lini.
Benang Merah Perjalanan
Jika saya diminta merangkum perjalanan Bang Anin dalam satu kata, saya memilih “konsistensi.” Ia bukan tipe orang yang cepat berpuas diri. Dari aktivis kampus, ia melangkah menjadi pemimpin organisasi kepemudaan. Dari dunia organisasi, ia menapaki arena politik nasional. Dari panggung politik, ia memasuki ruang strategis pertahanan. Dan kini, ia berada di salah satu posisi kunci dalam penyelenggaraan ibadah terbesar umat Islam: haji.
Tentu jalan ini masih panjang. Tetapi pelantikan tersebut mengingatkan kita bahwa kerja keras, kejujuran, dan kesungguhan selalu menemukan jalannya. Bang Anin telah membuktikan bahwa dengan integritas dan ketekunan, seseorang bisa menembus batas-batas yang tampak mustahil.
Saya yakin, dengan kapasitas intelektual, pengalaman organisasi, serta jejaring yang luas, Bang Anin mampu membawa penyelenggaraan haji Indonesia menuju arah yang lebih baik. Harapan umat Islam di Tanah Air begitu besar, dan saya percaya beliau tidak akan menyia-nyiakannya.
Selamat mengemban amanah, sahabatku Bang Anin. Doa kami menyertaimu. Semoga Allah SWT meneguhkan langkahmu, menguatkan hatimu, dan menjadikan setiap ikhtiar yang engkau jalani sebagai amal jariyah yang terus mengalir. Amin.
