‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah memiliki sejarah panjang dalam penguatan dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan. Dakwah dalam perspektif ‘Aisyiyah tidak hanya bermakna menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga mengusahakan terwujudnya kehidupan yang berkemajuan bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Salah satu pendekatan penting yang terus dikembangkan adalah dakwah jama’i—yaitu dakwah yang dilakukan secara kolektif, terorganisir, dan berkesinambungan. Dakwah ini menjadi wadah bagi perempuan untuk bersama-sama meneguhkan peran strategis dalam pembangunan peradaban.
Makna Dakwah Jama’i dalam Perspektif Aisyiyah
1. Dakwah Yang Bersifat Kolektif
Dakwah jama’i berarti dakwah yang dilakukan secara berjamaah, bukan individu semata. Setiap anggota memiliki peran dan kontribusi sesuai kemampuan masing-masing.
Allah SWT berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa…” (QS. Al-Māidah: 2)
Ayat ini menjadi dasar kuat bahwa gerakan dakwah memerlukan kebersamaan agar lebih efektif dan luas dampaknya.
2. Terencana dan Terstruktur
‘Aisyiyah dikenal sebagai organisasi yang menjalankan dakwah secara sistematis, mulai dari tingkat pusat hingga ranting. Dakwah direncanakan melalui program kerja, majelis-majelis, dan kegiatan sosial-keagamaan yang berpijak pada prinsip Islam berkemajuan.
3. Berorientasi Pemberdayaan
Dakwah jama’i bukan hanya ceramah, tetapi juga tindakan nyata yang mengangkat martabat perempuan dan masyarakat. Ini sejalan dengan misi ‘Aisyiyah:
1. Mendidik dan mencerdaskan perempuan
2. Menguatkan ketahanan keluarga
3. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
4. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dengan pendekatan yang humanis
Peran Sentral Warga ‘Aisyiyah dalam Dakwah Jama’i
1. Pendidik utama dalam keluarga
Perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dakwah jama’i hadir untuk memperkuat kapasitas perempuan sebagai pendidik keluarga agar melahirkan generasi yang berakhlak mulia dan berkemajuan.
2. Penggerak kegiatan sosial dan kemasyarakatan
Melalui majelis dan amal usaha, warga ‘Aisyiyah aktif dalam:
1. Pengajian rutin
2. Bina keluarga sakinah
3. Posyandu dan kesehatan masyarakat
4. Pemberdayaan ekonomi perempuan
5. Pendidikan PAUD, TK ABA, hingga sekolah-sekolah Aisyiyah
Semua ini merupakan bentuk dakwah bil-hal, dakwah melalui tindakan nyata.
3. Teladan Akhlak dan Keteguhan Moral
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya….” (HR. Muslim)
Wanita Aisyiyah berperan sebagai penjaga moralitas di tengah tantangan zaman, memberikan teladan dalam kesalehan, kesederhanaan, dan keberanian menyuarakan kebenaran.
Model dan bentuk dakwah jama’i Aisyiyah
1. Pengajian terstruktur dan tematik
Dilakukan secara rutin dengan tema-tema sesuai kebutuhan zaman: keluarga, kesehatan, literasi digital, ekonomi, dan akhlak.
2. Dakwah melalui media sosial
Perempuan memiliki potensi besar menjadi agen dakwah digital. Konten positif, edukasi parenting, dan inspirasi muslimah dapat menjadi bagian dakwah jama’i era modern.
3. Layanan Sosial dan Kemanusiaan
Seperti:
- Lazismu
- Program penanggulangan stunting
- Aisyiyah Disaster Management Center (ADMC)
- Pelayanan advokasi perempuan dan anak
4. Kaderisasi dan Pelatihan
Melalui Darul Arqam, Baitul Arqam, dan pelatihan kepemimpinan untuk memastikan keberlanjutan dakwah lintas generasi.
Tantangan Dakwah Perempuan Zaman Kini
1. Perubahan sosial dan budaya yang cepat, menuntut berbagai bentuk pendekatan kreatif dan adaptif.
2. Pengaruh media digital, memerlukan literasi digital yang baik agar dakwah tetap santun, argumentatif, dan mencerahkan.
3. Krisis moral dan pendidikan keluarga, dakwah jama’i hadir untuk memperkuat ketahanan keluarga sebagai benteng utama.
Dakwah jama’i wanita warga ‘Aisyiyah adalah kekuatan besar yang berkontribusi bagi kebangkitan umat dan bangsa. Dengan bergerak bersama, terorganisir, dan berorientasi pemberdayaan, perempuan ‘Aisyiyah mampu menghadirkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan nyata.
Gerakan ini bukan sekadar aktivitas rutinitas, tetapi ikhtiar membangun peradaban yang mencerahkan, memuliakan perempuan, dan menegakkan nilai-nilai Islam berkemajuan. (*)
