Dari Pengajian PCA Kota Sumenep, “Semakin Bertambah Usia, Semakin Bertambah Keimanan”

Dari Pengajian PCA Kota Sumenep, “Semakin Bertambah Usia, Semakin Bertambah Keimanan”
www.majelistabligh.id -

Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kota Sumenep kembali menggelar pengajian rutin pada Rabu (24/9/2025) di Sekretariat PCA Kota Sumenep. Kegiatan yang dihadiri oleh puluhan jamaah Aisyiyah ini menghadirkan penceramah Drs. Moh. Yasin, M.Hi, yang membawakan materi seputar makna menjadi manusia terbaik dalam perspektif Islam.

Dalam tausiyahnya, Moh. Yasin menekankan pentingnya prinsip Khairunnas (manusia terbaik) yang seharusnya menjadi pijakan setiap muslim dalam mengisi kehidupan. “Semakin bertambah usia, semakin bertambah pula keimanan kita. Itu yang harus kita jadikan tolok ukur,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan motto Islam yang mulia, fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan), yang menurutnya harus diwujudkan melalui amal terbaik (ahsan al-‘amal). “Islam yang terbaik itu lahir dari keseimbangan antara hablumminallah dan hablumminannas, menjaga hubungan dengan Allah sekaligus hubungan dengan sesama manusia,” lanjutnya.

Dari Pengajian PCA Kota Sumenep, “Semakin Bertambah Usia, Semakin Bertambah Keimanan”
Penceramah Drs. Moh. Yasin, M.Hi di pengajian rutin PCA Kota Sumenep. (ist)

Keteladanan Rasulullah di Thaif

Dalam pengajian tersebut, Moh. Yasin mengajak jamaah untuk meneladani perjuangan Rasulullah SAW saat berdakwah di Thaif. Kota yang dikenal sejuk itu pernah menjadi tujuan Rasulullah karena adanya ikatan nasab dari pihak ibunda beliau, Aminah. Namun, sikap penolakan masyarakat Thaif, khususnya Bani Syakif, menjadi ujian berat dalam dakwah beliau.

Kisah tersebut, menurut Moh. Yasin, diabadikan dalam Al-Qur’an, antara lain dalam firman Allah:

وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ هٰذَا الْقُرْاٰنُ عَلٰى رَجُلٍ مِّنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيْمٍ
Dan mereka (juga) berkata, ‘Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada orang besar dari salah satu di antara dua negeri ini (Mekah dan Thaif)?’”
(QS. Az-Zukhruf: 31).

“Dari sini kita belajar bahwa dakwah bukan jalan yang mudah. Rasulullah pun menghadapi ujian berat, tetapi beliau tetap tegar,” tutur Moh. Yasin.

Empat Cara Berislam

Lebih lanjut, Moh. Yasin menjelaskan bahwa setiap muslim harus berpegang pada empat cara berislam yang benar:

Mempelajari dan memahami Islam secara mendalam.

Mengamalkan ajaran Islam, sebagaimana peringatan QS. Ash-Shaff:3 agar tidak hanya pandai berkata tetapi juga berbuat.

Mendakwahkan Islam, yang memerlukan organisasi agar lebih terstruktur.

Menjaga kewibawaan Islam, dengan menunjukkan akhlak mulia.

Untuk memperkuat penjelasan ini, ia membacakan firman Allah dalam QS. Al-Muddatstsir ayat 1–7 yang menyeru Rasulullah agar bangkit menyampaikan risalah, membersihkan diri, meninggalkan perbuatan keji, tidak berharap imbalan berlebih, dan bersabar dalam perjuangan.

“Islam itu bukan hanya dipelajari, tetapi diamalkan, didakwahkan, dan dijaga kehormatannya. Inilah bekal menjadi manusia terbaik di hadapan Allah,” tegasnya.

Menutup dengan Motivasi

Di akhir ceramah, Moh. Yasin kembali mengingatkan jamaah bahwa perjalanan hidup seorang muslim seharusnya semakin mendekatkan diri kepada Allah. “Setiap pertambahan usia jangan hanya dihitung dengan angka, tetapi dengan peningkatan iman dan amal saleh,” katanya penuh semangat.

Pengajian rutin PCA Kota Sumenep ini berlangsung khidmat dan interaktif, ditutup dengan doa bersama untuk kebaikan umat, bangsa, dan keluarga besar Aisyiyah. (bahrus s)

 

Tinggalkan Balasan

Search