*)Oleh: Mudzakiroh, S.Pd.I
Peserta Sekolah Tabligh Angkatan 4 PWM Jateng di UMKABA
Di dunia yang serba cepat ini, kita sering terjebak dalam kebiasaan berbicara tanpa berpikir panjang. Namun, Islam mengajarkan bahwa dalam beberapa situasi, diam lebih baik daripada berbicara. Diam bukanlah tanda kelemahan atau ketidakpedulian, melainkan sebuah bentuk kekuatan yang bisa mendatangkan pahala apabila digunakan dengan bijaksana.
Sebaliknya, berbicara dengan penuh pertimbangan dapat mengangkat derajat seseorang dan memberi manfaat baik bagi dirinya maupun orang lain. Dalam tulisan ini, kita akan membahas bagaimana diam bisa berpahala, dan bagaimana berbicara bisa membawa makna yang mendalam.
Keutamaan Diam dalam Islam
Dalam banyak kesempatan, diam dianggap lebih mulia daripada berbicara, terutama jika perkataan yang keluar tidak membawa kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَإِذَا رَأَيْتَ ٱلَّذِينَ يَخُوضُونَ فِىٓ ءَايَٰتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا۟ فِى حَدِيثٍ غَيْرِهِۦ ۚ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلَّشَّيْطَٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ ٱلذِّكْرَىٰ مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Dan jika kamu melihat mereka memperolok-olok ayat-ayat Kami, maka berpalinglah dari mereka hingga mereka memasuki pembicaraan yang lain.” (QS. Al-An’am: 68)
Ayat ini menunjukkan bahwa dalam beberapa situasi, lebih baik kita menjauh dari perdebatan yang tidak bermanfaat dan memilih untuk diam. Rasulullah SAW pun bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa diam bukan berarti pasif, melainkan pilihan bijak yang bisa mendatangkan kedamaian dan menghindarkan kita dari perkataan yang buruk.
Diam yang Mendatangkan Pahala
Diam dalam Islam, jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan niat yang baik, dapat mendatangkan pahala yang besar. Dalam artikel yang diterbitkan di Muslim.or.id, disebutkan bahwa memilih diam dalam situasi yang penuh perdebatan bisa menghindarkan kita dari keburukan dan mendatangkan kedamaian. Bahkan dalam beberapa kondisi, diam dianggap lebih utama daripada berbicara. Dalam konteks ini, diam bukanlah bentuk pasivitas, melainkan pilihan bijaksana yang menjaga hubungan antar sesama dan menyelamatkan kita dari dosa.
Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya diam dalam situasi yang tidak menguntungkan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, beliau bersabda:
“Jika seseorang diam karena takut kepada Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya.”
Diam yang dilandasi kesadaran untuk menjaga akhlak dan menghindari perkataan buruk akan mendatangkan keberkahan dan kemuliaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Bicara yang Bermakna
Meski diam itu penuh manfaat, Islam juga mengajarkan kita untuk berbicara dengan baik jika perkataan kita dapat memberi manfaat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya seseorang berbicara tanpa memikirkan kata-katanya, ia akan jatuh ke dalam neraka lebih dalam dari jarak antara timur dan barat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam berbicara, menjaga kata-kata, dan menghindari pembicaraan yang bisa menimbulkan permusuhan atau keburukan. Sebaliknya, berbicaralah dengan penuh hikmah dan nasihat yang bermanfaat. Berbicara dengan hikmah adalah salah satu cara untuk menghindarkan diri dari dosa dan memberikan manfaat bagi banyak orang.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik.'”. (QS. Al-Isra: 53)
Kata-kata yang baik adalah kata-kata yang mengarah pada kebaikan, memberikan ketenangan, dan mendatangkan pahala. Berkata yang baik bisa menyelamatkan seseorang dari keburukan dan membawa keberkahan dalam kehidupan.
Mencapai Keseimbangan
Islam mengajarkan kita untuk selalu menyeimbangkan antara diam dan berbicara. Diam ketika tidak ada yang baik untuk dikatakan, dan berbicara ketika kata-kata kita bisa membawa manfaat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada pilihan untuk berbicara atau diam. Oleh karena itu, kita perlu menguasai seni berbicara dengan bijak dan seni diam yang penuh pengendalian diri.
Diam yang tidak tepat bisa membuat kita terjebak dalam kesendirian atau menjauhkan diri dari orang lain, sementara berbicara yang tidak hati-hati bisa menjerumuskan kita dalam keburukan. Oleh karena itu, kita perlu memilih waktu yang tepat untuk diam dan waktu yang tepat untuk berbicara. Dalam kedua kondisi ini, kunci utama adalah niat dan kesadaran dalam setiap tindakan kita.
Diam yang berpahala dan bicara yang bermakna adalah dua hal yang perlu kita jaga dengan hati-hati. Dalam beberapa kondisi, diam bisa lebih bernilai daripada berbicara, dan dalam situasi lain, berbicara dengan bijaksana bisa membawa banyak manfaat.
Marilah kita menjadi pribadi yang selalu memilih untuk berkata yang baik atau diam, karena dalam kedua pilihan itu terdapat kebaikan dan pahala besar dari Allah SWT. (*)
Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News