Diterima atau Ditolak

Diterima atau Ditolak

*)Oleh: Syahrul Ramadhan, SH, MKn, C.LQ.
Sekretaris LBH AP PD MUHAMMADIYAH LUMAJANG

Dalam perjalanan hidup, sering kali kita dihadapkan pada berbagai respon atas kebaikan yang kita lakukan. Ada yang menerima dengan suka cita, ada pula yang menolak dengan berbagai alasan. Dalam Islam, konsep ini dikenal dengan bainal qobul warad—antara diterima atau ditolak. Namun, satu hal yang perlu kita yakini adalah bahwa berbuat baik adalah kewajiban, terlepas dari bagaimana manusia menilainya.

Kebaikan Tidak Selalu Diterima, Tapi Tetaplah Berbuat Baik

Setiap manusia memiliki perspektif dan pemahaman yang berbeda. Tidak semua orang akan menghargai kebaikan yang kita lakukan, bahkan ada yang justru meresponnya dengan prasangka buruk. Namun, Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa seorang mukmin harus tetap berbuat baik tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan.” (QS. At-Taubah: 120)

Ini menjadi pengingat bahwa kebaikan yang kita lakukan bukanlah untuk mencari rida manusia, tetapi semata-mata mengharap rida Allah. Sekalipun manusia menolak, Allah tetap mencatatnya sebagai amal kebaikan.

Belajar dari Kisah Para Nabi

Para nabi terdahulu telah banyak mengalami penolakan atas dakwah dan kebaikan mereka.

  1. Nabi Nuh ‘alaihissalam berdakwah selama ratusan tahun, tetapi hanya sedikit kaumnya yang mau menerima kebenaran. Namun, beliau tidak pernah berhenti mengajak kepada kebaikan.
  2. Nabi Musa ‘alaihissalam menghadapi perlawanan dari Firaun, tetapi tetap sabar dalam menyampaikan risalah Allah.
  3. Rasulullah ﷺ dalam dakwahnya sering dicemooh, dilempari batu, dan bahkan hampir dibunuh. Namun, beliau tetap bersabar dan terus menebar kebaikan.

Mereka mengajarkan bahwa kebaikan harus tetap dilakukan, meskipun banyak yang menolak.

Kisah Ahmad Dahlan

  1. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, juga mengalami pengalaman pahit dalam menegakkan kebaikan. Saat mendakwahkan Islam yang lebih murni, banyak orang menolak dan bahkan menganggapnya sebagai orang sesat.

Beliau mengajarkan kepada santrinya pentingnya salat menghadap kiblat yang benar berdasarkan ilmu falak. Namun, ajaran ini dianggap aneh dan bertentangan dengan kebiasaan masyarakat saat itu. Bahkan, beliau pernah dimusuhi oleh kelompok masyarakat yang merasa terganggu dengan ajarannya.

Tidak hanya itu, masjid yang beliau dirikan juga pernah dilempari kotoran oleh orang-orang yang menolak dakwahnya. Namun, KH. Ahmad Dahlan tidak membalas keburukan dengan keburukan. Beliau tetap mengajarkan Islam dengan kelembutan dan kebijaksanaan.

Ketika para santrinya marah dan ingin membalas perlakuan tersebut, KH. Ahmad Dahlan justru berkata:

“Jangan membalas keburukan dengan keburukan. Kita harus tetap berbuat baik, meskipun kebaikan kita tidak diterima. Biarkan Allah yang membalasnya.”

Dakwahnya yang penuh kesabaran akhirnya membuahkan hasil. Muhammadiyah kini berkembang pesat, membawa manfaat besar bagi umat Islam di Indonesia dan dunia.

Menjaga Keikhlasan dalam Berbuat Baik

Salah satu hal yang paling penting dalam berbuat baik adalah keikhlasan. Jangan sampai kebaikan yang kita lakukan berubah menjadi ajang mencari pengakuan atau sekadar ingin mendapatkan balasan dari manusia.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari & Muslim)

Jika niat kita murni karena Allah, maka kebaikan itu akan tetap bernilai di sisi-Nya, meskipun tidak mendapat apresiasi dari manusia.

Tetaplah Berbuat Baik

Dalam hidup ini, kita akan selalu menghadapi bainal qobul warad—antara diterima atau ditolak. Namun, jangan pernah berhenti berbuat baik. Biarkan Allah yang menilai dan membalas setiap kebaikan yang kita lakukan.

Sebagaimana kata-kata bijak:

“Jangan lelah berbuat baik, karena kebaikan akan selalu menemukan jalannya, meski tak selalu mendapat balasan dari manusia.”

Wallahu a’lam bish-shawab.

Untuk mendapatkan update cepat silakan berlangganan di Google News

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *