dengan membaca aimanahum menjadi Imanahum, yakni pembenaran yang mereka lahirkan dijadikan oleh mereka sebagai perisai untuk melindungi diri agar jangan dibunuh. Tetapi jumhur ulama membacanya aimanahum bentuk jamak dari yamin.
Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:
{ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ}
Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi), lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. (Al-Munafiqun: 3)
Yakni sesungguhnya ditetapkan atas mereka kemunafikan tiada lain karena mereka menanggalkan keimanan mereka dan mengenakan kembali kekufurannya dan mengganti hidayah dengan kesesatan.
{فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ}
lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. (Al-Munafiqun: 3) .
Artinya, petunjuk tidak akan dapat sampai ke dalam hati mereka, dan tiada kebaikan yang dapat menggugahnya, maka hati mereka tidak dapat mengerti dan tidak dapat memperoleh hidayah.
Firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:
{وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ}
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. (Al-Munafiqun: 4)
Mereka memiliki penampilan yang baik-baik, pandai berbicara, dan berlisan fasih. Apabila perkataan mereka didengar, maka pendengarnya akan terpesona oleh perkataan mereka yang berparamasastra. Padahal kenyataannya hati mereka sangat lemah, rapuh, mudah sok, penakut, dan pengecut. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
{يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ}
Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. (Al-Munafiqun: 4)
Yakni manakala terjadi suatu peristiwa atau suatu kejadian atau hal yang menakutkan, maka mereka berkeyakinan bahwa hal itu akan menimpa diri mereka, hal ini disebabkan hati mereka yang pengecut lagi penakut. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala).:
{أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَى عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ أُولَئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا}
Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati; dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedangkan mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Ahzab: 19)
Mereka adalah orang-orang yang berpenampilan saja, tetapi dalamnya kosong sama sekali. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
{هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ}
Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? (Al-Munafiqun: 4)
Yaitu bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari petunjuk kepada kesesatan?
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامة الجُمَحي، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ بَكْرِ (2) بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ. عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إِنَّ لِلْمُنَافِقِينَ عَلَامَاتٍ يُعْرَفُونَ بِهَا: تَحِيَّتُهُمْ لَعْنَةٌ، وَطَعَامُهُمْ نُهبَة، وَغَنِيمَتُهُمْ غُلُولٌ، وَلَا يَقَرَبُونَ الْمَسَاجِدَ إِلَّا هُجْرا وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا دُبْرا، مُسْتَكْبِرِينَ لَا يألَفون وَلَا يُؤلَفون، خُشُبٌ بِاللَّيْلِ، صُخُب بِالنَّهَارِ”. وقال يزيد مَرةً: سُخُبٌ بالنهار
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Qudamah Al-Jumahi, dari Ishaq ibnu Bukair ibnu Abul Furat, dari Sa’id ibnu Sa’id Al-Maqbari, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah bersabda: Sesungguhnya orang-orang munafik itu mempunyai ciri-ciri khas yang dapat diketahui, yaitu salam penghormatan mereka berupa laknat, makanan mereka adalah hasil rampokan, dan ganimah mereka adalah hasil penggelapan (korupsi). Mereka tidak mendekati masjid-masjid melainkan menjauhinya, dan mereka tidak mendatangi salat kecuali paling belakang. Mereka bersikap sombong, tidak bersikap rukun dan tidak pula bersikap simpatik. Mereka di malam hari bagaikan kayu (yang tersandar) dan di siang hari gaduh.
Menurut Yazid ibnu Murrah, mereka di siang hari sangat ribut.
Maha benar Allah akan semua firmanNya.
